TEMPO.CO, Semarang - PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang memprediksi pemudik yang menggunakan moda transportasi kapal laut ke Semarang menurun dibanding masa angkutan Lebaran tahun 2014 lalu.
“Setiap tahun mengalami tren penurunan hingga 11 persen,” kata General Manager PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang, Tri Suhardi, saat buka puasa bersama di kantornya, Kamis, 25 Juni 2015.
Prediksi penurunan pemudik dengan kapal laut itu dibuktikan dengan angka pemudik tahun tahun yang mencapai 109.415, tapi turun menjadi 99.689 orang pada 2014. “Sedangkan tahun ini kami perkirakan 90.717 orang,” Suhardi menambahkan.
Ia menilai faktor beralihnya ke moda transportasi pesawat menjadi penyebab menurunnya pemudik yang biasa menggunakan kapal laut. Meski diprediksi menurun, PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas Semarang mengaku tetap menyiapkan layanan menyambut pemudik dan penumpang yang hendak balik.
Di antaranya membuat sistem pelayanan pendaratan kapal yang disediakan dua tempat. Pendaratan kapal pemudik di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, itu bisa dilakukan oleh dua kapal sekaligus, masing-masing di dermaga Samudera dan dermaga Nusantara.
Selain itu, juga persiapan terminal penumpang dengan kapasitas mampu menampung 3 ribu orang. “Terminal penumpang dilengkapi ruang kesehatan, pengamanan, khusus difabel, ruang menyusui, dan ruang pelayanan anak serta penumpang usia lanjut,” kata Suhardi.
Selain itu, Pelindo juga memberikan fasilitas 60 warung dan kios untuk menu kebutuhan makanan dan kebutuhan pemudik.
Suhardi memperkirakan tingginya pengguna angkutan laut lewat Pelabuhan Tanjung Emas justru pada arus balik. Jumlah penumpukan penumpang saat arus balik di Tanjung Emas Semarang diperkirakan antara tiga hingga empat ribu penumpang.
“Lebih banyak dibanding penurunan penumpang saat arus mudik rata-rata 2 ribuan dan hari normal 700 orang ,” katanya.
Kepala bidang Angkutan Dishubkominfo Jateng Untung Srinanto memperkirakan pemudik jalur darat yang lewat di Jawa Tengah diperkirakan mencapai 6,9 juta orang. Untuk mengontrol tingginya pemudik di jalan raya itu pemerintah Jateng memasang kamera closed-circuit television (CCTV) di sejumlah titik jalan raya yang digunakan sebagai jalur mudik.
“Selain untuk mengontrol dan mengantisipasi tindakan kriminal, keberadaan CCTV untuk mengidentifikasi dan mengukur jumlah kendaraan yang lewat,” kata Untung Srinanto.
CCTV yang telah dipasang itu akan mengidentifikasi teridentifikasi jumlah kendaraan lewat yang kami perkirakan mengangkut 6,9 juta orang. Tercatat CCTV dipasang di titik perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat, Jawa Tengah-Jawa Timur dan Jawa Tengah-DIY. Selain titik perbatasan itu Dinas Perhubungan Jawa Tengah juga memasang CCTV di kawasan Klonengan Kabupaten Tegal, jalur Belik-Randudongkal, Kabupaten Pemalang.
Selain memasang alat pantau itu, Dinas Perhubungan Jawa Tengah akan mengecek rambu lalu-lintas, menyiapkan rest area, dan rambu penunjuk jalan alternatif jalan provinsi. Sejumlah kebijakan yang dilakukan itu diharapkan mampu memaksimalkan layanan mudik nyaman hingga depan rumah.
“Langkah lain uji kelaikan bus pada H-15 dengan cara turun melibatkan Dinas Kesehatan untuk memeriksa awak kendaraan,” katanya.
EDI FAISOL