TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan membangun pabrik garmen atau pengolahan daur ulang plastik yang seluruh karyawannya merupakan penyandang tuna rungu.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menuturkan Presiden Joko Widodo memberikan komitmen untuk membantu menciptakan lapangan pekerjaan untuk penyandang tuna rungu di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam pertemuan dengan Dewan Pimpinan Pusat Posko Perjuangan Rakyat Tuna Rungu Indonesia di Istana Merdeka.
"Ini sebagai piloting. Seandainya dalam 1-2 tahun ternyata progress-nya bagus maka akan dikembangkan di daerah-daerah lain terutama di daearah timur," ujar Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 23 Juni 2015.
Khofifah menuturkan pembangunan pabrik akan didanai pemerintah. Adapun jenis pabrik yang akan dibangun adalah pabrik garmen atau pengolahan daur ulang sampah. Seluruh karyawan pabrik ini seluruhnya penyandang tuna rungu mulai dari tim manajemen hingga tim teknis.
Pospera Tuna Rungu, lanjutnya, mengusulkan agar pabrik tersebut dibangun di daerah Karawang atau Bogor.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, pemerintah akan menggandeng Tim Manajemen asal Inggris yang telah melakukan program serupa di tujuh negara.
"Di Indonesia, mereka sudah pilot project di Tangerang dan Cilacap. Sehingga ini akan menjadi angin segar bagi proses sinergi antara usulan teman-teman tuna rungu, komitmen Presiden, dan rencana dari Tim Manajemen dari Inggris," imbuhnya.
Pembangunan pabrik percontohan ini diharapkan dapat menyerap 4.000 orang, namun pada tahap awal kemungkinan baru sebanyak 500 orang tuna rungu.
Penciptaan lapangan kerja tersebut akan menyerap penduduk difabel di Indonesia yang jumlahnya tercatat mencapai 6,06 juta pada 2012.
"Presiden menyampaikan paling tidak cover 4.000 pekerja, tetapi teman-teman bilang untuk pilot project 500. Setelah ini perwakilan mereka akan langsung ke kantor Kemsos," pungkasnya.
ANTARA