TEMPO.CO, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk. merevisi target pertumbuhan penjualan 2015 yang sebelumnya diproyeksikan mencapai 6 persen. Dikretur Semen Indonesia Amat Pria Darma mengatakan sampai saat ini permintaan semen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya justru merosot hingga 3,7 persen.
Amat Pria memprediksi pertumbuhan tahun ini hanya akan mencapai 0,5 persen dibandingkan dengan realisasi 2014. “Sejumlah pabrik semen sudah mulai beroperasinya sehingga memicu terjadinya keleibihan permintaan,” katanya kepada Bisnis.com. Amat menuturkan persaingan di antara produsen semen saat ini sangat ketat. Hal ini turut diperparah dengan lambatnya eksekusi proyek-proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintah.
Kelebihan permintaan ini menurut Amat membuat harga jual semen di dalam negeri terus merosot. Setelah dipaksa turun Rp 3.000 per sak oleh pemerintah pada awal tahun, harga jual semen ini kembali merosot hingga Rp 3.000.
Menurut Amat, harga jual semen per sak isi 40 kilogram di toko saat ini Rp 52 ribu dan diprediksi terus turun hingga Rp 50 ribu per sak. Guna mengantisipasi penurunan penjualan yang lebih dalam, emiten berkode SMGR ini berencana meningkatkan pasar ekspor.
Adapun sejumlah negara yang potensial antara lain Srilanka, Bangladesh, dan Afrika. Amat menuturkan, perseroan menargetkan pasar ekspor mampu menyerap 2 juta ton semen tahun ini.