TEMPO.CO, London - Mewakili Indonesia di Konferensi Tahunan International Organization of Securities Commission (IOSCO), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad bersama dengan anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengadakan kunjungan kerja ke London, Inggris pada 14-18 Juni 2015.
Karena Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk Konferensi IOSCO tahun di depan di Bali, Muliaman dan rombongan melakukan presentasi mengenai kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah.
Selain menghadiri konferensi IOSCO, Muliaman bersama delegasi OJK lainnya berkesempatan mengadakan pertemuan dengan pimpinan London Stock Exchange untuk penjajakan kerja sama terkait pengembangan pasar modal untuk usaha kecil dan menengah.
OJK juga berkesempatan untuk menemui Richard Graham, Utusan Khusus Perdana Menteri Inggris untuk Perdagangan di Indonesia. “Kami mendapat sharing pengalaman dari Inggris dalam membangkitkan usaha kecil menengah yang di lakukan oleh Inggris di tengah kelesuan ekonomi,” ujar Muliaman.
Pada kesempatan ini, Graham mendapatkan informasi dari delegasi OJK mengenai perkembangan kondisi perekonomian dan perdaganga, khususnya terkait dengan sektor keuangan. Ini dalam rangka persiapan kunjungan dari Perdana Menteri Inggris bersama rombongan besarnya ke Indonesia pada Juli mendatang.
Selain mengikuti konferensi IOSOC, rombongan OJK menjadi tamu istimewa dalam acara ramah tamah dengan masyarakat Indonesia di Inggris pada Rabu, 17 Juni 2015 malam waktu setempat di ruang Crutacala KBRI London.
Pada kesempatan tersebut ada acara dialog dengan masyarakat Indonesia yang dipandu oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Raya Hamzah Thayeb. Muliaman dan delegasi OJK memaparkan mengenai kondisi industri keuangan dan pasar modal di Indonesia serta berbagai agenda dari kunjungan kerja mereka.
Terkait dengan melemahnya kurs rupiah selama beberapa waktu lalu ini, Muliaman menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan oleh OJK. Menurut Muliaman, OJK berdasarkan tupoksinya melakukan kajian-kajian potensi dampak dari perkembangan ekonomi global pada industry keuangan Indonesia.
“Kami menghimbau perbankan waspada serta melakukan stress testing untuk mengukur ketahanan industri keuangan dan pembinanan kepada bank agar melakukan pengalihan pada bisnis yang bebasis domestic,” tutur Muliaman.
Untuk mengantisipasi dampak dari potensi krisis global, Muliaman juga menganjurkan agar pemerintah fokus dalam pengembangan dan pembinaan sektor usaha kecil dan menengah karena umumnya mereka yang paling bertahan apabila terdapat krisis.
VISHNU JUWONO (LONDON)