TEMPO.CO, Paris - Bertempat di arena Paris Air Show di Le Bourges, Paris, AirAsia kembali dinobatkan sebagai maskapai berbiaya hemat terbaik dunia sekaligus sebagai maskapai berbiaya hemat terbaik Asia selama tujuh tahun berturut-turut dalam acara Skytrax World’s Airline Awards, yang diselenggarakan di Paris Air Show, Le Bourget. Dalam ajang kali ini, AirAsia mengungguli maskapai Norwegian dan Virgins America.
Skytrax, yang dipimpin Edward Palaisted, merupakan institusi global yang memberikan penghargaan kepada maskapai dengan kualitas layanan terbaik di dunia. Penghargaan ini dianggap merupakan salah satu penghargaan paling bergengsi dalam industri penerbangan. Sebab, ada 19 juta pelanggan di lebih dari 160 negara berpartisipasi dalam survei yang diadakan di seluruh dunia ini.
Sunu Widyatmoko, Presiden Direktur AirAsia Indonesia, yang untuk kali ini didaulat mewakili Air Asia menerima penghargaan, mengatakan, “Ini menunjukkan bahwa penumpang sangat menghargai kami. Untuk itu, secara khusus, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pelanggan kami di Indonesia atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan sehingga AirAsia bisa menjadi maskapai berbiaya hemat terbaik Asia dan dunia untuk ketujuh kalinya. AirAsia Indonesia terus berkomitmen meningkatkan pengalaman terbang penumpang. Salah satu bentuk inovasi yang luar biasa ini diwujudkan oleh AirAsia Indonesia melalui peluncuran e-boarding pass,” kata Sunu Widyatmoko.
Adapun Tan Sri Tony Fernandes, Group CEO AirAsia, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengatakan, “Kami menghadapi banyak tantangan selama setahun terakhir ini, tapi saya dengan bangga menyatakan bahwa semua staf bersatu bersama untuk pelanggan AirAsia dan menjadikan kami semua lebih kuat dari sebelumnya. Dinobatkan sebagai yang terbaik di dunia selama tujuh tahun berturut-turut merupakan kehormatan yang luar biasa, dan saya mendedikasikan ini untuk 17 ribu AirAsia Allstars yang menjadi kekuatan di balik semua ini.”
“Kami juga hendak berterima kasih kepada pelanggan dan para pemegang kepentingan yang senantiasa menaruh kepercayaannya kepada kami. Kami terus berkomitmen melanjutkan inovasi dalam berbagai sektor untuk memberikan pelanggan kami bukan hanya dengan nilai terbaik, tapi juga pengalaman perjalanan yang luar biasa dan nyaman dengan menggunakan teknologi,” ujar Tony.
Saat dimintai komentar tentang bisnis industri penerbangan Indonesia, Tony mengatakan "Dengan harga dolar di atas Rp 13 ribu, Indonesia menghadapi tantangan. Sebab, lebih banyak penumpang yang terbang ke luar negeri dibanding turis yang terbang ke Indonesia."
"Untuk itu, pemerintah Indonesia perlu menyederhanakan birokrasi dan memberikan lebih banyak stimulus agar maskapai penerbangan bisa memberikan nilai tambah bagi para penumpang, yang akan menjadi bekal kompetisi secara global," tutur Tony.
PRIATNA (Paris)