TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memprediksi impor minyak dan gas akan kembali meningkat. Musababnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak menjelang Lebaran.
“Besar kemungkinan impor migas naik lagi untuk mengantisipasi Lebaran,” kata Enny ketika dihubungi Tempo, Selasa, 16 Juni 2015. “Data dari Badan Pusat Statistik baru April sementara yang Mei belum dipublikasi.”
Kemarin, BPS memaparkan hasil neraca perdagangan Indonesia untuk periode April 2015. Aktivitas impor mencapai US$ 11,6 miliar atau turun 21,4 persen dibanding tahun lalu. “Tapi tidak setiap bulan turun, data Maret-April tinggi khusus migas,” kata Enny.
Sementara nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 12,56 miliar. Angka itu turun 4.11 persen dibanding bulan sebelumnya. Di seluruh negara Asia Tenggara, menurut Enny, aktivitas ekspor mengalami penurunan. “Kita menghadapi perlemahan ekspor.”
Enny menambahkan, kondisi tersebut, menjadi peringatan bagi Indonesia menjelang perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 ini. Sebab, dia memperkirakan kondisi perekonomian global dalam 1-2 tahun mendatang masih mengalami perlambatan.
Enny menyarankan diversifikasi ekspor komoditas dengan produk-produk misalnya dari usaha kecil menengah. Namun langkah ini harus mendapat dukungan pemerintah. “Karena produk-produk tersebut masih mempunyai daya saing,” kata Enny.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan pada Mei lalu mengalami surplus sebesar US$ 955 juta. Dengan demikian, secara kumulatif neraca perdagangan selama Januari-Mei 2015 mengalami surplus US$ 3,8 miliar.
SINGGIH SOARES