TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Fair Kemayoran (JFK), sebagai pameran multiproduk terbesar di Indonesia, berperan menggerakkan perekonomian di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berdampak pada industri retail.
JFK 2015 membawa harapan baru dalam membangkitkan kembali gairah industri retail. Pasalnya, pameran yang sudah ada sejak lama ini setiap tahun telah membuktikan perannya dengan catatan nilai transaksi yang cukup fantastis.
Pada perhelatan tahun lalu, nilai transaksinya tercatat hampir mencapai Rp 5 triliun. Sedangkan tahun ini, dengan masa pameran yang lebih lama, yakni 38 hari, penyelenggara menargetkan nilai transaksi Rp 5 triliun.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan, dengan total nilai transaksi begitu besar, JFK tentu sangat berpengaruh dan memulihkan kinerja para pelaku industri retail. Terlebih setelah didera perlambatan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,71 persen pada kuartal pertama tahun ini.
"Pastinya mereka (pelaku industri retail) akan ada peningkatan omzet. Sebab, Jakarta Fair Kemayoran itu pameran multiproduk dan gaungnya cukup besar," kata Enny dalam rilis pers Media Center JFK yang diterima Antara News di Jakarta, Jumat, 12 Juni 2015.
Menurut dia, JFK juga bisa menjadi wadah untuk menjual hasil produksi yang tersisa dalam beberapa bulan ke belakang. Tentunya juga dengan menggunakan metode promo yang menarik.
Dengan kembali tumbuhnya industri retail, JFK pun dinilai mampu menyumbang pergerakan perekonomian, khususnya untuk DKI Jakarta. "Pasti Jakarta Fair ini ada pengaruhnya untuk perkembangan ekonomi. Tidak mungkin kalau tidak," ujarnya.
ANTARA