Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Industri Hasil Laut Diupayakan Jadi Primadona

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Terumbu karang yang telah siap di tanam di kolam penampungan industri budidaya karang laut di Banyuwangi, Jawa Timur (26/4). Industri budidaya dengan cara transplantasi terumbu karang ini tidak merusak ekosistem laut. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Terumbu karang yang telah siap di tanam di kolam penampungan industri budidaya karang laut di Banyuwangi, Jawa Timur (26/4). Industri budidaya dengan cara transplantasi terumbu karang ini tidak merusak ekosistem laut. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Industri hasil laut selama ini belum menjadi primadona para pengusaha, padahal hasil laut ini berpotensi pendapatan miliaran rupiah bila dikelola secara benar.

Dari bisnis rumput laut saja, sebuah perusahaan bisa menghitung kemungkinan pendapatan hingga ratusan miliar rupiah. Tengok saja misalnya dengan proyeksi yang dibuat salah satu perusahaan terbuka bida perdagangan dan industri hasil laut dan pertanian berikut.

PT Wahana Pronatural Tbk (WAPO), perusahaan dimaksud, pada tahun ini menargetkan penjualan mencapai Rp160 miliar seiring rencana perluasan mitra petani rumput laut di beberapa wilayah pesisir.

Dalam Paparan Publik, di Surabaya, Rabu, 10 Juni 2015, Presiden Direktur Wahana Pronatural, Samin, menjelaskan target tahun ini lebih tinggi dari pencapaian penjualan tahun lalu yakni Rp144,37 miliar. Sedangkan penjualan pada 2013 tercatat mencapai Rp126,89 miliar.

“Peningkatan penjualan tahun lalu memang disebabkan oleh naiknya penjualan rumput laut kering sebesar 5.430 ton, selain itu harganya juga cenderung naik sampai Rp16.000/Kg. Harga rumput laut sedang bagus-bagusnya sekarang ini,” katanya.

Samin mengungkapkan, sejak tahun lalu perseroan terpaksa mengubah skema bisnis perdagangan rumput laut dan kopi lantaran adanya penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% terhadap hasil pertanian.

Sebelumnya, 80% biji kopi dan rumput laut untuk diekspor dan 20% untuk pasar lokal. Namun sekarang, perseroan lebih banyak menggarap pasar lokal dan mengurangi komposisi ekspor yakni menjadi 20% saja.

“Ketika kami ekspor, buyer tidak mau dikenai harga setelah pajak. Mereka tetap menggunakan harga pasar dunia, sehingga beban pajak ditanggung kami, makanya sekarang kami ubah porsi ekspornya,” jelasnya.

Adapun penjualan perseroan sepanjang 2014 dikontribusi oleh rumput laut sebesar 62,6%, biji kopi 19,7%, dan produk permen atau candy dan dreamy sebesar 17,8%. Kebanyakan biji kopi dijual di pabrik minuman kopi.

“Kami ingin menghidupkan kembali penjualan komoditas yang dulu pernah dijalani, temasuk beras dan kedelai yang sudah tidak tergarap sejak tahun lalu. Namun tahun ini kami akan perbesar kapasitas produksi rumput laut lebih dulu dengan bermitra dengan petani di Kalimantan, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku,” imbuh Samin.

Dia menambahkan, selain memperluas mitra kelompok tani rumput laut, perseoran juga akan banyak mengadakan pembinaan petani agar bisa menghasilkan rumput laut yang sesuai standar kebutuhan internasional.

Sekretaris Perusahaan Wahana Pronatural, Iwan Setiawan, menambahkan saat ini perseroan juga masih mempertahankan kapasitas produksi permen yang mencapai 500 ton/bulan. Dalam tiga tahun ke depan direncanakan, bakal membuat pabrik permen dari rumput laut bila kapasitas produksi rumput laut sudah bisa mencapai 1.000 ton/bulan.

“Kami ada keinginan untuk mengembangkan produk permen dari rumput laut, tapi kami harus siapkan dahulu bahan bakunya agar bisa mencukupi kebutuhan pabrik nantinya,” imbuh Iwan.

Industri hasil laut yang selama ini belum menjadi primadona menyediakan potensi pendapatan yang tak kepalang.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono bersama (kiri-kanan) Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Hubungan Luar Negeri Edy Putra Irawady, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dan Staf Khusus Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Wahyu Muryadi memberikan keterangan kepada wartawan terkait Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023. Tempo/Tony Hartawan
KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.


Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pakar bidang ilmu pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan  dan Ilmu Kelautan IPB University pada Sabtu, 27 Januari 2024 di Bogor, Jawa Barat.  Foto: Istimewa
Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.


Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Andalas (Unand) Sakti Wahyu Trenggono saat diwawancarai awak media di Padang, Selasa, (31/10/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar.
Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.


Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut


Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo menyampaikan pandanganya saat acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia bertajuk Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Dalam pidatonya Ganjar menyinggung minat anak muda untuk masuk ke dunia politik masih sangat sedikit hingga potensi lumbung pangan Indonesia akan keranah Internasional. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.


BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (BMKG)
BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.


Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ditemui di Senayan, pada Selasa, 24 Oktober 2023. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.


Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad yang tergabung dalam komunitas Ocean Young Guards. Dokumentasi: Unpad.
Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.


RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

(Dari kiri) Kabiro Komunikasi Kemenko Marves Andreas Dipi Patria, Sekretaris Kemenko Marves Ayodhia  G. L. Kalake, Plt. Asdep Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kemenko Marves Sora Lokita, dan Senior Advisor for Climate and Environmental Governance AIS Program Manager Abdul Wahib Situmorang dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 20 Juli 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.


Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Pematokan laut dengan cara dipagar bentangan batang bambu sepanjang 400 meter menyebabkan  nelayan pesisir Desa Jenggot  Kecamatan Mekar Baru Kabupaten Tangerang  tak bisa melaut. FOTO: istimewa
Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.