TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menargetkan lifting minyak nasional pada tahun 2016 sebesar 830-850 ribu barel per hari (bph) untuk asumsi dasar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016. Adapun lifting gas bumi juga ditargetkan sebanyak 1.100-1.200 barel per hari setara minyak (BOEPD).
"Berapa pun asumsi lifting, akan kami sampaikan angka yang realistis tercapai. Kami sampaikan targetnya," kata Menteri ESDM Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi Energi DPR di gedung DPR, Jakarta, Kamis, 11 Juni 2015.
Sudirman mengakui, saat ini pemerintah belum bisa menyampaikan angka lifting yang sudah disesuaikan dengan rencana kerja dan anggaran (WP&B) tahunan masing-masing Kontraktor Kontrak Kerjasama Migas (KKKS). Angka lifting dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan lifting masing-masing KKKS baru bisa disesuaikan pada September-Oktober 2015.
Wakil Kepala SKK Migas M.I. Zikrullah mengakui prognosa lifting migas 2016 baru bisa keluar pada September-Oktober 2015 setelah WP&B dari masing-masing KKKS siap. Sekarang, lifting baru masuk ke tahap revisi rencana kerja dan anggaran 2015. Sementara untuk rencana kerja dan anggaran 2016 belum siap. "Apalagi yang spesifik bulanan. KKKS biasanya menyiapkan setiap bulan September," kata Zikrullah.
Menanggapi angka prediksi lifting migas 2016 yang belum kelar, anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, mengusulkan masing-masing KKKS yang ikut rapat kerja pagi tadi, seperti Pertamina EP, Chevron Pacific Indonesia, dan Mobil Cepu menyampaikan prediksi lifting migas mereka pada 2016. Pertamina EP, misalnya, menyampaikan prognosa lifting minyak mereka pada 2016 mencapai 114,5 ribu barel per hari. Angka itu berbeda dengan SKK Migas yang menyebut lifting Pertamina EP hanya 104,4 ribu barel per hari sampai 106,9 ribu barel per hari.
KHAIRUL ANAM