Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asosiasi Agen Perjalanan Antisipasi Penularan MERS  

image-gnews
Sejumlah warga Korea Selatan menggunakan masker untuk mewaspadai virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) saat berada di bandara internasional Incheon, Korea Selatan, 2 Juni 2015. Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan dua orang meninggal akibat Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS). REUTERS/Kim Hong-Ji
Sejumlah warga Korea Selatan menggunakan masker untuk mewaspadai virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) saat berada di bandara internasional Incheon, Korea Selatan, 2 Juni 2015. Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan dua orang meninggal akibat Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS). REUTERS/Kim Hong-Ji
Iklan

TEMPO.CO, Padang - Asosiasi Agen Perjalanan dan Pariwisata Indonesia (ASITA) mengingatkan anggotanya untuk mengantisipasi penularan penyakit oleh turis asal Korea Selatan yang masuk ke Indonesia. Wabah virus middle-east respiratory syndrome (MERS) tengah menjangkiti negara itu.

Ketua DPP ASITA Asnawi Bahar mengatakan harus ada tindakan pencegahan di bandar udara. "Kami early warning kepada pengusaha travel untuk mengantisipasi turis yang masuk ke Indonesia. Apakah mereka sudah pakai vaksin atau ada surat keterangan kesehatannya," ujarnya saat dihubungi, Jumat, 5 Juni 2015.

Menurutnya, jumlah wisatawan asal Korea Selatan cukup tinggi. Terutama ke Batam dan Bali. "Cukup besar, ke Bali saja 400 ribu-500 ribu," ujarnya.

Makanya, kata Asnawi, ASITA meminta pemerintah segera mengantisipasi dengan mengeluarkan kebijakan dan mengamankan wisatawan yang menuju atau dari Korea Selatan. Asosiasi akan menyurati Menteri Kesehatan dan Menteri Pariwisata meminta pemerintah mengambil langkah strategis.

Penyakit infeksi pernapasan MERS kembali merebak di Korea Selatan sejak bulan lalu. Sebanyak 35 warga Korea Selatan positif terjangkit, dua di antaranya meninggal dunia. Pemerintah setempat mengisolasi 1.369 orang yang sempat melakukan kontak langsung dengan pasien MERS, untuk menghindari penyebaran virus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

MERS pertama kali ditemukan pada manusia tahun 2012. Penyakit ini disebabkan coronavirus yang berjenis sama dengan virus penyebab SARS. Namun, lembaga kesehatan dunia, WHO, menyatakan tingkat kematian akibat MERS lebih tinggi dibanding SARS yaitu 38 persen. Hingga kini, total terdapat 1.179 kasus MERS terjadi di seluruh dunia. Sebanyak 442 kasus di antaranya menyebabkan kematian.

Meski begitu, Kementerian Kesehatan tetap mengizinkan masyarakat bepergian ke Korea Selatan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan‎‎ Tjandra Yoga Aditama beralasan selama WHO tidak melarang, maka pemerintah wajib membuka pintu warganya untuk bepergian ke mana saja.

"Sampai saat ini belum ada pembatasan kepergian ke Korea Selatan. Setiap orang tentunya saat ini bebas saja datang ke sana," kata Tjandra saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Juni 2015.

ANDRI EL FARUQI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

58 hari lalu

MERS pernah mewabah di Arab Saudi pada 2015, yang sempat terjadi 1.038 kasus, dengan 592 pasien pulih, sementara 487 meninggal. CCTV+
WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi


Piala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal

16 Desember 2022

Ilustrasi pria flu. shutterstock.com
Piala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal

Ajang sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar dibayang-bayangi sebaran flu unta atau MERS. Seberapa berbahanya dan Bagaimana gejalanya?


Upamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan

15 Desember 2022

Pelatih Prancis Didier Deschamps. REUTERS
Upamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan

Didier Deschamps mengatakan Upamecano dan Rabiot tidak tampil di semifinal setelah menderita sakit dalam beberapa hari terakhir.


Bayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya

15 Desember 2022

Piala Dunia 2022. (Reuters/Wikipedia)
Bayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Sebelum perhelatan Piala Dunia 2022, terdapat setidaknya 2.600 kasus flu unta yang terkonfirmasi dan 935 di antaranya menyebabkan kematian.


Piala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta

8 Desember 2022

Sejumlah suporter timnas Inggris berkumpul bersama di Doha, Qatar, 11 November 2022. Aksi para suporter ini untuk mendukung timnas Inggris yang akan bertanding dalam laga Piala Dunia 2022 nanti. REUTERS/John Sibley
Piala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta

MERS adalah satu dari delapan risiko infeksi potensial yang secara teoritis dapat muncul selama Piala Dunia Qatar 2022.


NeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik

31 Januari 2022

Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org
NeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik

Masyarakat diminta tak panik dengan kabar tentang NeoCoV, jenis yang lain lagi dari keluarga virus corona--berbeda dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.


Sembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19

20 April 2020

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Sembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19

MERS-CoV adalah kerabat dari sindrom pernafasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit COVID-19.


Infeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal

3 April 2020

Pasien virus Corona dirawat di satu rumah sakit di Teheran, Iran pada 1 Maret 2020. [WASHINGTON TIMES]
Infeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal

Infeksi virus corona COVID-19 dan bahkan sekadar influenza bisa berujung fatal karena fenomena yang disebut badai sitokin.


Awas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas

19 Maret 2020

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Awas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas

Pandemi virus corona, membuat masyarakat semakin khawatir. Selain antar manusia, virus corona bisa bertahan lama di permukaan berbahan ini.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19

16 Maret 2020

Petugas PT KAI Daop 1 Jakarta memeriksa suhu tubuh anak penumpang kereta sebagai bagian dari sosialisasi pencegahan virus Corona, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020. Tak hanya memeriksa suhu tubuh, petugas juga turut membagikan masker gratis hingga mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar. TEMPO/Muhammad Hidayat
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19

Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019 alias COVID-19.