TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi, mentargetkan investasi Surabaya sebesar Rp 4 triliun tahun ini. Alasannya, infrastruktur Surabaya bagus dan memadai untuk penanaman modal dari dalam maupun luar kota. “Alhamdulillah, kami memenuhi semua syarat, Surabaya masih menjanjikan untuk investasi,” kata Eko saat Media Gathering di Gedung Graha Sawunggaling Pemerintah Kota Surabaya, Kamis, 4 Juni 2015.
Menurut Eko, banyak hal mempengaruhi meningkatnya investasi, salah satunya adalah infrastruktur yang memadai seperti jalan raya, ketersediaan air bersih, dan listrik. Selain itu, kondisi keamanan kota yang kondusif, relatif bebas banjir akan menjadi salah satu penyebab dan sangat efektif untuk mendongkrak pertumbuhan investasi di Kota Surabaya.
Meski begitu, Eko mengakui jalanan Surabaya yang semakin padat dan memicu kemacetan di beberapa ruas jalan. Namun, menurut dia, kondisi itu menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi Surabaya. “Banyak potensi investasi di Surabaya ini.”
Kepala Bidang Perancangan dan Pemanfaatan Dinas Bina Marga dan Pematusan (DBMP) Kota Surabaya, Ganjar Siswo Pramono pihaknya terus membangun jalur transportasi yang memadai, termasuk membangun jalan-jalan baru, seperti frontage road, dan Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT) dan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB). “Semua pembangunan itu untuk mendorong kenyamanan investasi.”
Dinas juga berupaya menciptakan Surabaya bebas dari banjir meski secara topografi, Surabaya di pesisir sehingga sulit untuk bebas dari banjir. Akan tetapi, beberapa kawasan yang sebelumnya menjadi langganan banjir, saat ini sudah mulai menurun. “Kalau pun masih ada genangan, periode waktunya tidak lama.”
MOHAMMAD SYARRAFAH