TEMPO.CO, Jakarta - Operator navigasi bandara, AirNav Indonesia bersama PT Angkasa Pura II (Persero) meneken kontrak kerja sama dengan National Air Traffic Service (NATS) Inggris pada Rabu, 3 Juni 2015. Kerja sama dengan NATS, operator London Terminal Control Centre, dilakukan untuk mendongkrak kapasitas penerbangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Kontrak kerjasama senilai 804 ribu poundsterling (Rp 16,2 miliar) itu meliputi pelatihan pengelolaan slot bandara sampai pembaruan perangkat lunak lalu lintas udara (air traffic control/ ATC). "NATS juga akan memberi masukan, apa saja yang dibutuhkan untuk meningkatkan slot penerbangan di Soekarno-Hatta," kata Direktur Utama AirNav Indonesia. Bambang Tjahjono.
Menurut Bambang, kontrak kerja sama itu akan meningkatkan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta dari 72 menjadi 86 penerbangan per jam. Kontrak itu memuat 8 paket pekerjaan yang terdiri dari 7 paket pekerjaan inti dan 1 paket opsional selama 11 bulan. Sebagian pekerja AirNav akan dilatih di London Heathrow Airport, salah satu bandara tersibuk di dunia.
Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, mengatakan perjanjian kerja sama ini merupakan hasil dari diskusi beberapa waktu lalu. NATS awalnya menawarkan pengetahuan dan keahlian pengelolaan lalulintas udara di Soekarno-Hatta. "Ini untuk membuka potensi angkutan udara di Indonesia," ujar dia.
Direktur Utama Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, akan menyiapkan infrastruktur guna mencapai pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta menjadi 86 per jam. Saat ini, kata Budi, pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta sudah mencapai 72 pesawat per jam saat jam-jam sibuk. "Pada Desember 2015 sudah bisa 86 pesawat per jam," kata dia.
KHAIRUL ANAM