TEMPO.CO, Jakarta - Pasar mebel dan kerajinan tangan di Eropa melesu. Namun industri mebel dan kerajinan Indonesia tetap tumbuh sekitar 4 persen pada pertengahan Mei 2015.
Pernyataan itu disampaikan Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Abdul Sobur. "Pertumbuhannya mencapai 4 persen. Sebenarnya belum sesuai dengan harapan kami, tapi angkanya tetap tumbuh," kata Sobur di Jakarta, Rabu, 3 Juni 2015.
Sobur beujar, Amkri sebenarnya mengharapkan pertumbuhannya mencapai 12 persen untuk mebel dan 16 persen untuk kerajinan.
Menurut dia, pertumbuhan mebel dan kerajinan Indonesia yang pesat akan terjadi pada Juni-Juli 2015 dan akan kembali lesu hingga Oktober 2015.
Sobur menuturkan peran pameran mebel dan kerajinan berskala nasional dan internasional mampu mendongkrak penjualan di dalam dan luar negeri.
"Kalau di dalam negeri setelah IFEX itu, tiga-empat bulan kemudian baru terasa dampaknya. Ya, sekitar Juni atau Juli," katanya.
Kemudian, ujar Sobur, penjualan pada Oktober terdongkrak karena adanya pameran di Timur Tengah.
Sobur berharap industri tersebut akan tumbuh sekitar 12 persen pada akhir 2015, sehingga target nilai ekspor 5 miliar dolar Amerika Serikat mampu dicapai pada 2019.
ANTARA