TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan memeriksa semua pihak sehubungan dengan pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 GA-618 yang tergelincir, Selasa, 2 Juni 2015, pukul 14.40 Wita. Pesawat rute Jakarta-Makassar itu tergelincir setelah melakukan pendaratan dalam keadaan hujan lebat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.
"Sekarang lagi diperiksa kenapa pesawat itu sampai overrun. Kalau bahasa Suroboyo-nya itu bablas," kata Jonan kepada wartawan seusai menjadi pembicara di seminar internasional akuntansi di Hotel Bumi Surabaya, Rabu, 3 Juni 2015.
Semua pihak terkait peristiwa itu, kata Jonan, akan diperiksa. Mulai dari seksi kokpit, pihak navigasi udara, hingga operator bandara. "Nanti hasilnya pasti akan diumumkan, kok bisa sampai terjadi overrun."
Alumnus akuntansi Universitas Airlangga itu menambahkan, peristiwa itu secara teoritis tak akan terjadi bila semua prosedur dijalankan dengan benar. "Secara teoritis kalau semua dilakukan dengan benar tidak mungkin akan overrun kalau di bandara itu, karena ini runway-nya cukup."
Apabila pendaratan dilakukan dalam posisi hujan lebat, seharusnya terdapat keputusan lain untuk mengantisipasi. "Apakah mau mendarat atau turn around dulu."
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800, nomor penerbangan GA-618 rute Jakarta-Makassar, Selasa, 2 Juni 2015, tergelincir saat mendarat dalam keadaan hujat lebat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Menurut Vice President Corporate Communication PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pujobroto dalam rilisnya kepada Tempo menyatakan, seluruh 144 penumpang dan delapan kru pesawat dalam keadaan selamat dan keluar dari pesawat secara normal melalui tangga pesawat.
ARITIKA RACHMI FARMITA