TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi NTT mengalokasikan dana sebesar Rp16,5 miliar dalam APBD tahun 2015 untuk mendukung upaya percepatan pengembangan ternak sapi di wilayah kepulauan itu.
"Dana sebesar itu dialokasikan untuk beberapa program yang harus dikerjakan dalam mendukung tekad pemerintah menjadikan provinsi kepulauan ini sebagai salah satu pemasok kebutuhan daging nasional dan provinsi ternak," kata Kepala Dinas Peternakan NTT Dany Suhadi di Kupang, Sabtu, 30 Mei 2015.
Ia mengatakan ada sekitar lima item program atau kegiatan yang menjadi tanggung jawab Dinas Peternakan dalam upaya mendukung percepatan pengembangan ternak sapi di NTT.
"Selain alokasi dana dari APBD, pemerintah pusat melalui APBN tahun 2015 juga mengalokasikan dana sebesar Rp56 miliar untuk mendukung upaya pengembangan ternak sapi di NTT," tambahnya.
Di tempat terpisah pengamat pertanian agribisnis Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Leta Rafael Levis mengatakan pengembangan ternak di NTT menggunakan anggaran dari rakyat itu harus pula dipikirkan item dan upaya pencegahan dan mengatasi kasus pencurian ternak di daerah-daerah potensial ternak.
Baca Juga:
Seperti peternak di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) bahkan Kota Kupang yang resah karena adanya pencurian ternak yang marak dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah Provinsi NTT pun diminta segera bersikap atas kasus-kasus tersebut karena jika pencurian ternak, khususnya ternak sapi terus terjadi, masyarakat takut untuk mengembangkannya.
"Jangan sampai pemerintah tinggal diam karena dampak dari pencurian sapi itu sangat besar. Masyarakat akan was-was untuk pelihara sapi. Baik pembibitan dan penggemukan karena kasus pencurian sapi sudah sering terjadi," katanya.
ANTARA