TEMPO.CO, Jakarta - Riau saat ini masih kekurangan beras untuk konsumsi masyarakatnya, sehingga setiap tahun daerah itu defisit beras sebesar 341.736 ton.
Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan daerahnya bukanlah sentra produsen beras, untuk itu butuh sokongan suplai dari tetangga.
Baca Juga:
"Riau setiap tahunnya butuh sebesar 616.115 ton beras, sementara produksi lokal tidak bisa memenuhi kebutuhan itu, jadi setiap tahun ada Riau defisit beras sebesar 341.736 ton," katanya, Sabtu, 30 Mei 2015.
Selama ini menurut Andi, kebutuhan beras Riau ditopang oleh dua provinsi tetangganya yaitu Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Sementara Riau sampai sekarang terkenal dengan produksi beragam komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, getah karet, dan hasil minyak dan gas (migas).
Adapun kebutuhan masyarakat Riau akan beras ini mengakibatkan permintaannya terus meningkat, sehingga juga ikut berdampak pada inflasi daerah produsen beras itu.
"Jadi salah satu pengaruhnya misal ke Padang, Sumatera Barat, permintaan beras dari Riau terus bertambah sementara produksi di sana juga tidak bisa langsung meningkat akibat terbatasnya lahan pertanian khususnya sawah," katanya.
Untuk mengatasi masalah ini dalam jangka pendek pihaknya akan mendorong kerja sama lintas daerah guna memenuhi kebutuhan beras dan menjaga kelancaran suplainya ke Riau.