TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pernyataan bersama, para menteri perdagangan negara APEC mengakui bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah kekuatan penting dalam kegiatan ekonomi, pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, ketahanan masyarakat dan inovasi.
Untuk itu, anggota-anggota ekonomi APEC sepakat melengkapi inisiatif APEC untuk mempromosikan partisipasi UMKM dalam rantai nilai global (global value chains) dengan agenda yang akan mendukung UMKM sebagai eksportir langsung.
"Kepentingan kita adalah bagaimana memanfaatkan forum multilateral, seperti APEC, untuk meningkatkan ekspor Indonesia," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel usai mengikuti Pertemuan Menteri Perdagangan APEC 2015 hari kedua di Pulau Boracay, Aklan, Filipina, pada Minggu, 24 Mei 2015.
Menurut dia, bila dilihat dari data perdagangan, sebagian besar negara-negara yang melakukan hubungan dagang ekspor dan impor dengan Indonesia dengan nilai yang besar adalah anggota ekonomi APEC.
Data perdagangan menunjukkan bahwa ekspor Indonesia ke negara-negara anggota APEC mencapai 133 miliar dolar AS, atau sebesar 73 persen dari total nilai ekspor Indonesia ke negara-negara di seluruh dunia, yang mencapai 190 miliar dolar AS.
Dalam perdagangan dengan anggota ekonomi APEC, nilai ekspor Indonesia yang terbesar adalah ke Jepang, yang mencapai 27 miliar dolar AS. Sedangkan nilai ekspor terendah adalah ke Brunei Darussalam yang hanya mencapai 123 juta dolar AS.
Selanjutnya, masih terkait upaya peningkatan nilai ekspor, Menteri Perdagangan mengatakan Indonesia melalui APEC akan ikut mendorong partisipasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pasar global dan regional.
"Kita punya kepentingan terkait UMKM. Justru itu pertemuan dan diskusi tentang UMKM yang diangkat Filipina sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia," ujar Rachmat.
"Kita akan mendorong peran UMKM dalam memanfaatkan pasar global dan regional," katanya.
Menteri Perdagangan dari 21 anggota ekonomi APEC melakukan pertemuan dalam rangkaian acara APEC 2015, yaitu Ministers Responsible for Trade Meeting, yang dilaksanakan pada 23-24 Mei di Boracay Island, Provinsi Aklan, Filipina.
Para menteri perdagangan tersebut membahas beberapa langkah yang akan diambil untuk membuka sumber-sumber perdagangan dan pertumbuhan investasi yang baru dan yang belum dimanfaatkan secara maksimal sambil memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat dan kalangan bisnis di masing-masing negara dan di seluruh wilayah Asia-Pasifik.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Rachmat Gobel meyakini partisipasi Indonesia pada Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia pacific Economic Cooperation/APEC) akan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia sebesar 300 persen.
ANTARA