Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peluang Bisnis Akik: Tak Hanya buat Cincin, Ini Contohnya

image-gnews
Pekerja menunjukkan kalung berlian dalam pameran perhiasan oleh  Rose Jewellery di Mall Kelapa Gading, Jakarta, 23 April 2015. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengungkapkan, beberapa produk ekspor non migas yang mendorong surplus neraca perdagangan di bulan ketiga ini antara lain perhiasan dengan kenaikan 51,75 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pekerja menunjukkan kalung berlian dalam pameran perhiasan oleh Rose Jewellery di Mall Kelapa Gading, Jakarta, 23 April 2015. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengungkapkan, beberapa produk ekspor non migas yang mendorong surplus neraca perdagangan di bulan ketiga ini antara lain perhiasan dengan kenaikan 51,75 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Awal 2013, seorang pedagang suvenir di Bukittinggi Sumatera Barat menyadari ada peluang usaha sejalan dengan tren batu akik di Tanah Air. Zulkirwan, atau yang karib disapa Iwan Leo, langsung belajar kilat tentang batu.

Iwan memang sudah menggeluti dunia perhiasan dan suvenir sejak 1996. Perak bakar jadi spesialisasinya. Perak ini berwarna gelap, beda dengan perak biasa yang putih mengilap.

Banyak yang menganggap perak bakar ini kurang indah karena warnanya yang butek. Padahal ia tak akan berubah warna seperti perak biasa yang akan memudar seiring waktu.

Berangkat dari sini, Iwan berkreasi. Dia belajar membelah, mengasah, dan memoles batu. Kemudian dia memadu-padankan keahlian lama dengan keahlian barunya ini. Batu yang sudah apik disandingkan dengan kreasi perak yang beragam.

Iwan mulai membuat cincin dan liontin sebagaimana tren di pasar. Selain itu, dia membuat berbagai kreasi lain seperti bros, anting-anting, gelang serta kalung dengan desain yang dinamis.

“Batu-batu ini, kalau enggak bisa dijadikan permata, saya jadikan sebuah karya,” ujar Iwan Leo sembari menunjukkan kalung dengan hiasan batu-batu persegi panjang asimetris. Menurut Iwan, kreasi original seperti ini justru banyak peminatnya ketimbang bandul liontin konvensional yang berbentuk oval atau bulat.

Iwan selalu mengupayakan agar batunya tak ada yang terbuang. Dari sisa batu yang dibentuk menjadi cincin untuk kaum adam, dia bisa membuat anting-anting atau mainan gelang. Seperti sebuah gelang yang dijual sekitar Rp 3,5 juta.

Gelang tersebut merupakan gabungan belasan batu Sungai Dareh khas Sumbar yang dijalin dengan perak bakar. Batu tersebut berukuran sebesar kuku jari kelingking. Kecil-kecil saja.

Ukuran tersebut tak akan bisa dijadikan cincin karena bentuknya tidak bulat utuh. Namun Iwan mengkreasikan hingga batu yang hampir tersia itu bisa dimanfaatkan.

Ada juga gelang yang dijual sekitar Rp 100.000. Ini tergantung dari kesulitan memperoleh batu. “Kalau seperti serpihan-serpihan dan kemudian saya modif, kerjanya cepat. Makanya bisa dijual murah,” ujar Iwan.

Terlebih jika batunya bukan batu alam murni atau batu sintetis. Perhiasan seperti ini sering diincar kaum ibu yang lebih memerhatikan keindahan ketimbang kaum bapak yang mementingkan kualitas batu.

“Seperti ini, kadang saya bikin bentuk ikan. Saya modif dengan perak dan diberi batu,” Iwan memamerkan koleksi brosnya, “Ini enggak bakal ketemu di mana pun, karena ini kan karya saya sendiri.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iwan mengutamakan kerja pribadi. Semua dia desain sendiri. Dua orang stafnya hanya bertugas mengerjakan hal teknis lain seperti memoles batu atau menyatukan batu dengan perak. Sisanya Iwan sendiri yang turun tangan.

Bahkan untuk mencari batu sekalipun, ia enggan langsung bertransaksi untuk membeli batu mentah dari pedagang lain. “Saya ini hobi bertualang. Saya pergi ke sungai, tambang, rimba. Saya cari sendiri. Setelah ketemu, baru saya utus orang,” kata Iwan.

Dia kemudian memamerkan batu yang baru-baru ini ia temukan. Iwan menamainya ‘Bulu Monyet’ karena ketika disinari, batu tersebut mempunyai corak serupa bulu monyet.

“Ini dapatnya ketika saya bertualang, di sebuah desa di Pasaman, sekitar 50 kilometer dari Bukittinggi ke arah Medan,” ujarnya.

Masih banyak batu yang bisa diekspos dari Sumbar. Iwan mengatakan sejauh ini yang paling dikenal hingga pasar ekspor adalah batu Sungai Dareh atau yang mendapat julukan Giok Sumatera.

Padahal menurut Iwan, batu-batu lain seperti Suliki akan bisa turut terkenal jika promosinya baik. “Sebetulnya Sumbar batunya banyak sekali. Suliki ini lebih top, lebih cantik. Ini dari Payakumbuh. Cuma promosinya kurang,” katanya.

Dia mengatakan promosi yang baik tentu bisa berdampak pada perputaran ekonomi pelaku UKM. Dia memberi contoh saat mengawali bisnis batu pada 2013, pendapatan per bulan Iwan bisa mencapai sekitar Rp 8-9 juta dengan keuntungan bersih Rp 2-3 juta.

Kini dia mendapat Rp 12-13 juta dengan keuntungan bersih sekitar Rp 5 juta. Iwan tak memungkiri bantuan Disperindag setempat turut membantu pelaku UKM seperti dia.

“Sekarang produk-produk saya sudah mulai melejit karena Disperindag bantu mengorbitkan saya. Mudah-mudahan omzet setelah ini makin naik,” harap Iwan.

Namun Iwan kembali mengingatkan bahwa orisinalitas merupakan hal terpenting dalam hal apa pun. Dia tak akan diundang mengikuti pameran-pameran batu, jika tidak memiliki ciri khas.Seperti yang diutarakan Iwan di awal, “Saat orang cuma jual-beli, kita berkreasi.”

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

11 Agustus 2023

Menkop UKM Teten Masduki menyampaikan paparan saat kopi darat bersama pedagang dan pemangku kepentingan, termasuk pejabat terkait, di Pasar Sememi Surabaya, Minggu, 9 Juli 2023. ANTARA/Hanif Nashrullah
Entrepreneur Baru Perlu Inovasi Teknologi, Teten: Tidak Lagi Keripik, Batik, Akik, Kosmetik

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan entrepreneur baru harus lebih inovatif dan melahirkan sesuatu baru.


Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

18 Juli 2023

Komunitas batu Akik Pandan memperlihatkan koleksinya saat memberi dukungan terhadap Mandra di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 23 November 2015. Komunitas Pandan yang dibina oleh Mandra beranggotakan sekitar 8700 orang diseluruh Indonesia. Komunitas ini berdiri pada tahun 2012. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

Batu akik sempat menjadi tren di Indonesia pada 2015. Berikut beberapa sentra batu akik yang masih berjualan hingga saat ini.


Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

25 Januari 2023

Ilustrasi lato-lato. Shutterstock
Sebelum Lato-lato, Indonesia Pernah Demam Gelombang Cinta, Batu Akik hingga Janda Bolong

Hari ini, Indonesia sedang mengalami demam lato-lato, sebelumnya pernah dilanda demam gelombang cinta, batu akik hingga janda bolong.


Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

30 Agustus 2022

Dua jenis batu akik
Ingat Zaman Demam Batu Akik, Ini 5 Jenis Batu Cincin yang Masih Dicari

Demam batu akik pernah melanda Indonesia pada 2015 silam. Ada banyak ragam batu akik, yaitu Bacan, Zamrud, Topas, Kalimaya, dan lainnya.


Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

10 Mei 2021

Tersangka dari pihak swasta Harry Sidabuke (kiri) menyerahkan sepeda Brompton kepada perantara anggota Komisi II DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus, Agustri Yogasmara saat rekonstruksi perkara dugaan korupsi pengadaan bantuan sosial Kementerian Sosial untuk penanganan COVID-19 di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 10 Februari 2021. Dua sepeda tersebut diduga terkait kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Corona. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Sidang Bansos Covid-19: Pejabat Kemensos Akui Terima Sepeda Brompton

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial membantah menerima Rp 1 miliar dari terdakwa kasus suap bansos Covid-19.


Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

17 Januari 2020

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Indramayu Dedy S Musashi (kanan) saat menunjukkan fosil gajah purba yang ditemukan di Desa Cikawung, Kabupaten Indramayu, Kamis 16 Januari 2020. (ANTARA/Ho TACB)
Fosil Gajah Purba Hampir Digosok Dijadikan Batu Akik

Warga tidak menyadari batuan yang mereka temukan adalah fosil gajah purba. Ada fosil tulang dijadikan tungku buat memasak.


Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

25 Januari 2019

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kanan) berfoto dengan putra sulungnya, Nicholas Sean, pascabebas dari penjara di Jakarta, Kamis, 24 Januari 2019. Ahok berkumpul dengan keluarga dan kerabatnya pasca bebas dari penjara. Instagram/@Nachosean
Vlog Perdana Ahok: Akik Menyala Temani di Bui

Ahok mengunggah video blog atau Vlog pertamanya di YouTube.


Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

3 November 2018

Tacun Kasser, perajin batu akik di Pekanbaru, Riau. TEMPO/Riyan Nofitra.
Tacun Kasser, Mengubah Batu Akik Menjadi Miniatur Cantik

Tacun Kasser tak hanya mengasah batu akik jadi cincin, tapi menjadi miniatur yang menarik


Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

2 Maret 2018

Ilustrasi pencurian motor. geton.co.uk
Tertipu Batu Akik Bertuah, Sepeda Motor Amblas Dibawa Pencuri

Polres Metro Jakarta Selatan menangkap satu orang pelaku pencurian motor dengan modus penipuan menggunakan batu akik.


Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

28 Februari 2018

Sejumlah kalung batu akik yang dijadikan suvenir untuk para delegasi KAA di Bandung, Jawa Barat, 22 Apri 2015. Deskranasda Provinsi Jabar telah menyiapkan cenderamata berupa liontin batu akik berasal dari Garut, Sukabumi dan Tasikmalaya. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Suvenir Asian Games 2018, Fadli Zon Usulkan Batu Akik Garut

Batu akik Garut yang mempunyai beraneka ragam motif pernah diusulkan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menjadi suvenir Asian Games 2018.