TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pengujian Sucofindo terhadap dua sampel beras di Bekasi menunjukkan adanya plasticizer (pelentur) di dalam beras.
Plasticizer adalah senyawa organik yang banyak digunakan dalam pembuatan polyvinyl chloride (PVC). Senyawa tersebut mengandung protein sebesar 7,38 gram, lebih tinggi dari protein beras alami (6 gram).
Baca Juga:
Berikut ini tiga pelentur di dalam beras palsu itu:
1. Benzyl butyl phthalate (BBP)
Biasa digunakan dalam pembuatan traffic cone, ban berjalan, dan kulit sintetis. Dicurigai memicu kanker dan mutasi gen sehingga di Eropa dilarang dipakai sebagai bahan pembuat mainan anak, kosmetik, dan pemoles kuku.
2. Bis (2-ethylhexyl) phthalate (DEHP)
Sering ditambahkan ke dalam cairan alat-alat hidrolik, kapasitor, dan pelarut glowstick. Jika termakan dalam jumlah besar, menimbulkan gejala seperti diare.
3. Diisononyl phthalate (DINP)
Digunakan sebagai bahan pembuat kabel listrik, komponen otomotif, pelapis anti-bocor, dan pelapis lantai. Menyebabkan kanker.
ADI WARSONO | EFRI R. | BERBAGAI SUMBER