TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Effendi Simbolon, menuding Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, juga ikut menikmati keuntungan dari bisnis Pertamina Energy Trading Limited (Petral).
Effendi, yang dikenal dekat dengan Artha Meris Simbolon, Presiden Direktur PT Parna Raya Group—perusahaan yang ditunjuk sebagai trader dan importir migas, menuding Sudirman Said ikut menikmati “kue” keuntungan yang selama ini dibagi-bagi oleh Petral.
“Yang menuding itu juga yang menikmati. Kita tahu Sudirman Said kan anak buahnya Ari Soemarno,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 20 Mei 2015.
Seperti diketahui, Ari Soemarno adalah kakak kandung Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno yang pernah ditunjuk Presiden Megawati Soekarnoputri untuk menjabat sebagai Direktur Utama Petral pada 2003.
Adapun Artha Meris adalah sosok yang pernah muncul dalam daftar saksi KPK dalam kasus korupsi Satuan Kerja Khusus Palaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang melibatkan Rudi Rubiandini.
Bahkan, sebagai mantan anggota Komisi VII DPR yang kini duduk di Komisi I, Effendi beranggapan bahwa konflik yang muncul antara mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sudirman Said hanya masalah pecah kongsi antarkubu yang ada di Petral.
Effendi menjelaskan, konflik pembubaran Petral tersebut dipicu oleh pindah tangannya kartel yang bermain dalam bisnis migas nasional.
“Ini muncul karena kartel A ke kartel B. Sudirman Said kan bagian dari kartel B, yang sekarang HSC. Jadi, saat dia menunjuk orang lain, dia juga menunjuk dirinya sendiri,” tuturnya.
Audit Forensik
Untuk membuktikan omongannya itu, kata dia, perlu ada audit forensik dan investigatif untuk mengungkap siapa yang selama ini diuntungkan dalam bisnis Petral.
“Kita juga tidak bisa menutup mata bahwa selama ini yang menikmati Petral,” ucapnya.
Sementara itu, juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, akan terus mendukung SBY atas fitnah yang dilontarkan Sudirman Said. “Kami akan dukung SBY. Ini fitnah. Bisa saja, kami menempuh upaya hukum,” ujarnya.
Menurut dia, pernyataan pembubaran Petral yang selalu terhenti di meja SBY tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dengan meminta maaf. “Kami minta Sudirman memberikan klarifikasi di depan SBY.”
DPR akan memanggil Sudirman Said terkait dengan pernyataan yang dinilai fitnah kepada SBY itu. “Kami, pimpinan DPR, sudah menandatangani pemanggilan tersebut,” ucapnya Agus Hermanto, Wakil Ketua DPR.