TEMPO.CO, Jakarta - Pasar properti yang sedang melambat pada awal 2015 ini diperkirakan bakal naik kembali setelah 2015. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, saat ini merupakan titik terendah pasar properti 2015. "Akan naik dalam waktu tertentu," kata Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Mei 2015.
Sejak 2013, kata Ali, sudah ada tanda-tanda perlambatan penjualan pada sektor properti. Salah satu pemicunya, harga properti yang terlalu tinggi dan pasar sudah jenuh. Sedangkan sepanjang 2014, ujar dia, tercatat terjadi penurunan penjualan perumahan sepanjang tahun sebesar minus 72 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ali yakin, meski beberapa indikator seperti anjloknya nilai mata uang rupiah, fundamental ekonomi yang ada sekarang tidak sampai menimbulkan krisis. "Dari sisi pajak memang meresahkan dunia bisnis properti dengan pengenaan PPnBM dan pajak supermewah," ujarnya.
Indonesia Property Watch mengkritik aturan tersebut karena pemerintah tidak menggunakan batasan harga yang wajar. Namun dengan kondisi ini justru pasar properti akan bergerak ke segmen menengah. Ia memprediksi, meski pasar menengah atas masih dalam tekanan, pasar akan menyesuaikan dengan menyasar segmen menengah.
Untuk itu, para pengembang menengah atas yang masih terdistorsi harus berubah atau bakal terkena risiko kehilangan pasar yang besar. Dengan kondisi ini maka pasar properti dinilai akan terus mengalami proses keseimbangan pasar sampai paling lambat akhir 2015 atau awal 2016. "Hanya pengembang yang dapat membaca pasar secara baik dan benar yang akan memenangi persaingan pasar ke depan," ucapnya.
Real Estate Indonesia (REI) berharap iklim industri dan pembelian properti di Tanah Air kembali meningkat setelah mengalami perlambatan secara nasional pada 2014. "Kami tentunya dengan acara ini ingin membangkitkan industri properti," tutur Ketua Umum REI Eddy Hussy dalam pembukaan REI Expo 2015 belum lama ini.
REI Expo 2015 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 2-10 Mei 2015 itu menghadirkan 175 proyek properti yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Antara lain Jabodetabek hingga Balikpapan, Batam, dan Lombok. "Unit properti yang ditawarkan dari mulai ruko, apartemen, rumah, condotel, dan lain-lain. Harga mulai Rp 120 juta," kata Eddy Hussy.
ANTARA