TEMPO.CO, Purbalingga - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, memberi persyaratan khusus kepada investor yang ingin membangun usaha di daerah tersebut. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purbalingga Ngudiarto mengatakan pihaknya akan berlaku selektif terhadap investor asing yang berencana membuka usaha di Purbalingga.
Salah satu syarat yang diajukan adalah persentase tenaga kerja laki-laki harus mencapai 60 persen dari keseluruhan tenaga kerja. “Saat ini pekerja perempuan masih dominan di semua perusahaan di Purbalingga. Bahkan banyak perusahaan yang merekrut tenaga kerja perempuan dari daerah sekitar, seperti Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara,” katanya, Selasa, 19 Mei 2015.
Ngudiarto mengimbuhkan, jumlah tenaga kerja laki-laki di Purbalingga yang bekerja di perusahaan mencapai 10.839 orang, sedangkan tenaga kerja perempuan 31.633 orang. "Jumlah perusahaan asing yang berinvestasi di Purbalingga sebanyak 22 perusahaan yang kebanyakan bergerak di bidang rambut dan perusahaan kayu,” katanya.
Menurut Sungkono, satu investor asing asal Korea berencana menginvestasikan modalnya di Purbalingga. Penanam modal asal Negeri Ginseng itu akan membuka pabrik boneka. "Melihat iklim investasi di Purbalingga, kami memutuskan berinvestasi dengan mendirikan perusahaan di sini,” kata Sungkono menirukan pengusaha Korea itu.
Ia mengatakan investor yang akan mendirikan perusahaan boneka di Purbalingga tersebut pada awalnya akan berinvestasi Jepara. Namun investor itu akhirnya memilih Purbalingga. "Calon lokasi untuk mendirikan perusahaan ini di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon,” katanya.
ARIA ANDRIANTO