BISNIS.COM, Jakarta - Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengaku terlibat dalam pembiayaan infrastruktur dengan dana yang berasal dari Cina. Porsi pembagian dana tersebut, kata Budi, belum dibicarakan secara mendetail. Semuanya masih digodok oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Kami mengikuti saja, bukan inisiatif. Itu akan digunakan dalam pembiayaan infrastruktur," kata Budi di Jakarta.
Staf Ahli Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol menuturkan memang akan ada dana segar dari Cina (China Development Bank/CDB). Menurut dia, CDB yang memilih bank-bank koresponden yang akan menjadi penyalur pembiayaan. Hingga saat ini, kata Sahala, akad kredit masih dalam tahap pembicaraan.
Bank-bank yang berasal dari Cina akan menyalurkan kredit senilai US$ 50 miliar untuk mengembangkan proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air. Selain CDB, bank lain asal Cina, yakni ICBC, turut mengucurkan dana senilai US$ 20 miliar.
Untuk mendukung program infrastruktur pemerintah, maka emiten berkode BMRI menyalurkan kredit investasi kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV senilai Rp 3 triliun untuk pembangunan Makassar New Port serta pengembangan peralatan, fasilitas pelabuhan, dan modernisasi peralatan bongkar muat di berbagai wilayah kerja Pelindo IV.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga mengalokasikan dana senilai Rp 30-35 triliun untuk membiayai proyek infrastruktur badan usaha milik negara (BUMN) pada tahun ini.
Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni mengatakan proyek yang menjadi bidikan perseroan, yakni power plant, pelabuhan, jalan tol, serta transmisi. "Ke depannya kami lebih fokus ke BUMN yang mencakup proyek-proyek infrastruktur," ujar Achmad. Tahun ini PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menganggarkan dana senilai Rp 10 triliun untuk kredit infrastruktur, di antaranya untuk proyek kereta api bandara dan jalan tol.