TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Tim Faisal Basri menyatakan bahwa PT Pertamina belum sepenuhnya berbenah untuk menciptakan iklim pengelolaan migas yang bersih. Sebagai solusinya, dia meminta pemerintah merombak jajaran direksi Pertamina.
"Direksinya dirombak saja," ujar Faisal Basri dalam diskusi 'Energi Kita' di Jakarta, Ahad, 17 Mei 2015.
Saat ini kinerja Pertamina, menurut Faisal, belum memuaskan. Dia berkaca pada rencana perseroan menaikkan harga BBM nonsubsidi pada 14 Mei lalu, yang dilakukan tanpa berkonsultasi dengan Kementerian ESDM.
Rencana itu dianggap Faisal sebagai aksi bunuh diri. Sebab, jika BBM nonsubsidi dinaikkan, angka migrasi penggunaan BBM subsidi bakal meningkat. Itu pun belum termasuk perpindahan konsumsi BBM masyarakat ke SPBU asing, seperti Total dan Shell.
Faisal juga belum puas dengan status Pertamina Integrated Supply Chain yang masih di bawah pengawasan Senior Vice President. Mempertahankan status ISC saat ini, kata Faisal, berarti membiarkan pemburu rente tetap masuk dalam pengadaan minyak impor.
Pertamina juga belum merombak jajaran ISC yang masih diisi orang-orang eks-Petral. Kekecewaannya memuncak setelah orang yang dia curigai mengeruk keuntungan dalam Pertamina Energy Services kini masuk dalam Satuan Pengawas Internal perseroan. "Saya menuntut percepatan restrukturisasi," kata Faisal.
Menteri Energi Soedirman Said tidak banyak berkomentar soal ucapan Faisal. Dia secara khusus hanya menyoroti aksi korporasi Pertamina yang dianggap tidak sesuai putusan Mahkamah Konstitusi, yang tidak memperbolehkan harga BBM mengikuti mekanisme pasar.
"Ke depan. Pertamina harus melapor ke Kementerian jika ingin menaikkan harga BBM nonsubsidi," ujar Soedirman.
ROBBY IRFANY