TEMPO.CO , Padang: Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri mengatakan, akan menyerahkan rekomendasi ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Selasa 12 Mei 2015.
"Kami akan laporkan kinerja selama ini. Sekaligus perpisahan," kata Faisal saat berada di Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat 8 Mei 2015.
Faisal mengatakan akan menyerahkan rekomendasi itu secara terbuka. "Tak akan ada kita tutup-tutupi nantinya," ujarnya.
Menurut Faisal, ada beberapa rekomendasi di antaranya perbaikan tata kelola sektor hulu. "Selama ini kita tidak tahu harga yang ditetapkan pemerintah itu pakai formula apa. Kan kami yang mendobrak itu, sehingga semua orang tahu harga minyak itu berapa. Formulanya ada," ujarnya.
Kemudian, tim juga memberikan rekomendasi perbaikan di sektor hilir, seperti penghapusan bahan bakar minyak Ron 88 (Premium) yang dianggap sebagai sarang mafia. "Dan itu terbukti," kata Faisal.
Faisal menambahkan tim juga merekomendasikan pembubaran Petral. Presiden juga telah memberikan instruksi lugas untuk bubarkan Petral, Pertamina Energy Service Pte.Ltd (PES) yang berbasis di Singapura, dan Zambesi Investement Limited yang berbasid di Hong Kong.
Zambesi tak banyak diurusi Pertamina karena tak banyak kegiatan. Tidak memberikan sumbangsih laba kepada Pertamina.
Dalam blog, faisalbasri01.wordpress.com itu, Faisal menjelaskan, pembubaran Petral sepatutnya menjadi momentum pembenahan mendasar sektor hilir Pertamina, khususnya yang berkaitan dengan perdagangan internasional. "Pandangan awam saya, kalau Petral dibubarkan, Pertamina akan beruntung," ujarnya.
Menurut Faisal, Petral sebagai induk perusahaan mencatatkan laba sehingga harus membayar pajak kepada pemerintah administratif Hong Kong. Kalau Petral segera dibubarkan dan kedua anak perusahaan Petral langsung diambil alih Pertamina, maka laba PES yang selama ini dikonsolidasikan ke Petral akan masuk sebagai penerimaan pajak Pemerintah Indonesia.
"Bagaimana dengan Zambesi? Karena tidak ada kegiatan usaha yang berarti, Zambesi pun seharusnya dibubarkan bersamaan dengan pembubaran Petral," ujarnya.
Faisal menambahkan jika PES pun bisa dibubarkan maka tamatlah sejarah kelam kongkalikong PES dengan mafia migas. Lalu, Pertamina bisa membentuk perusahaan dagang baru yang diarahkan sebagai perusahaan dagang profesional berskala internasional berbasis di Singapura. Perusahaan dagang baru ini lebih ramping dari PES dan berkonsentrasi mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi international oil trading company yang mumpuni untuk menopang bisnis Pertamina.
ANDRI EL FARUQI