Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara CEO Fortinet: Cyber Crime Merusak Reputasi Perusahaan

image-gnews
Jeremy Andreas. Tempo/Nieke Indrietta
Jeremy Andreas. Tempo/Nieke Indrietta
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Kejahatan di dunia maya kian berkembang. Bukan hanya pembobolan rekening perbankan, tapi juga pencurian data perusahaan. Namun masih sedikit pelaku usaha yang menyadari pentingnya menjaga keamanan data perusahaan.

Dalam pandangan Fortinet, edukasi masyarakat mengenai ancaman kejahatan dunia maya menjadi poin penting. Saat diwawancarai Tempo di Hotel Westin Chosun, Seoul, pertengahan April 2015, Jeremy Andreas, Country Manager Fortinet Indonesia memaparkan tantangan dan strategi Fortinet yang saat ini menduduki peringkat ketiga dalam pasar bisnis penyedia sistem keamanan jaringan di Indonesia.

Bagaimana perkembangan bisnis Fortinet?
Tahun 2004, kala pertama Fortinet masuk pasar Indonesia, orang belum tahu apa perlunya keamanan Internet. Sekarang pelanggan sudah paham pentingnya menjaga keamanan jaringan data perusahaan. Jangankan konsumen menengah, konsumen besar saja bertanya: buat apa saya beli sistem keamanan yang mahal. Bagi mereka itu dihitung mahal. Mahal atau tidaknya itu tergantung kebutuhan perusahaan. Kami punya produk yang senilai US$ 1.000 sampai US$ 1 juta. Pelanggan akan berkata mahal kalau dia menilai sistem keamanan itu tidak penting.

Tantangannya adalah membuat konsumen memahami apa yang dianggap tidak penting sebetulnya hal penting. Sekarang yang kami coba terangkan adalah bagaimana sistem keamanan itu sebetulnya bisa membuat bisnis lebih berkembang. Kami mencoba memberi pemahaman bahwa, sebelum kebobolan, perusahaan harus memasang sistem keamanan terlebih dulu. Kami lebih mementingkan kesadaran bahwa keamanan ini bisa meningkatkan bisnis mereka.

Modus pembobolan apa yang paling diwaspadai?
Yang lagi tren sekarang APT, advance persistent threat. Kalau sebelumnya, threat itu berupa spam dan virus tapi tanpa organisasi di belakangnya. APT itu di belakangnya ada organisasi cyber crime yang mengendalikan. Organisasi ini sudah punya target, misalnya untuk mengambil data. Yang berbahaya itu perusahaan tidak sadar bahwa datanya sudah dicuri, lalu tiba-tiba sudah dipublikasikan di Internet, seperti Sony.

Bagaimana mengenali ada serangan APT?
APT ini tak ada gejalanya. Harus dilawan dengan frame work, yang dimonitor terus-menerus. APT itu kalau di dunia nyata sama seperti mata-mata yang masuk di suatu negara. Mata-mata itu belum tentu langsung punya tugas. Misi awalnya hanya menyusup dan tinggal selama mungkin, membaur, dan dianggap bukan ancaman. Saat itulah, baru mata-mata ini bekerja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa risiko bagi perusahaan yang tidak memasang sistem keamanan?
Saya melihat keamanan itu perlu karena kalau kebobolan akan mengganggu bisnis, misalnya kena virus. Sistem yang bisa dimasuki cyber criminal sebenarnya merusak reputasi perusahaan. Justru hacker yang berbahaya itu kalau dia tidak ketahuan bahwa dia menyusup mengambil data.

Siapa saja klien Fortinet?
Hampir semua sektor. Dari telekomunikasi, keuangan, badan pemerintahan, sampai institusi pendidikan di Indonesia. Fortinet juga telah menyediakan berbagai solusi keamanan untuk perusahaan dengan skala yang beragam, dari perusahaan besar, UMKM, hingga penyedia jasa cloud computing.

Target jangka pendek dan jangka panjang di Indonesia?
Kalau target jangka panjang kami ikuti pusat, menjadi nomor satu. Target jangka pendek, kami ingin mendukung mitra lokal untuk memberi pelayanan terbaik kepada konsumen. Jika kami menjual pelayanan yang baik, dari situ konsumen akan datang dengan sendirinya.

Siapa saja kompetitor Fortinet?
Produk Fortinet sekian banyaknya, jadi kompetitor Fortinet adalah semua perusahaan yang juga membikin produk itu. Misalnya produk firewall, maka semua perusahaan yang bikin produk firewall adalah kompetitor kami. Kami juga ada web application firewall, perusahaan yang bikin produk itu ya menjadi kompetitor kami juga.

NIEKE INDRIETTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?