TEMPO.CO, Surabaya - Iva Yuliani, 31 tahun, mengaku dua tahun lalu hanyalah karyawati biasa di bidang pemasaran di kota kelahirannya, Malang, Jawa Timur. Iva lalu hijrah ke Surabaya untuk terjun ke bisnis properti. Namun sebentar saja karena kemudian Iva pindah mencoba bisnis online shop yang juga kemudian ditinggalkannya.
Dari bisnis online shop itu, Iva melompat ke multi-level marketing (MLM). Tak disangka kini Iva telah memiliki kekayaan yang diakunya senilai Rp 8,5 miliar. “Kalau dari segi penghasilan, semua usaha yang pernah saya jalani hasilnya jauh banget dengan sekarang ini,” kata Iva ketika ditemui di sebuah kafe di pusat belanja di Surabaya Barat, Selasa, 5 Mei 2015.
Ivani, begitu Iva biasa disapa, adalah nasabah dari bisnis MLM Moment. Iva bergabung dalam bisnis itu setelah diajak M. Chairul Mardiawan, yang sekarang menjadi suaminya. Chairul adalah juga satu di antara pendiri Moment.
Chairul sendiri di tempat yang sama mengisahkan kalau dia sempat menggeluti bisnis MLM selama sembilan tahun sebelum mendirikan Moment. “Kebanyakan MLM yang saya temui tidak sesuai dengan keinginan saya, dan bahkan tidak sedikit teman yang merugi karena ikut MLM tak terpercaya,” kata Chairul.
Apa kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional III Surabaya Sukamto soal bisnis MLM yang disebut-sebut bisa menghasilkan laba besar?
“Mestinya beliau-beliau tidak ikut semacam itu,” kata Sukamto kepada Tempo di kampus B Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu, 6 Mei 2015.
Menurut Sukamto, seharusnya masyarakat tidak tergiur dengan iming-iming pendapatan besar dalam waktu singkat. Apalagi mereka juga dari kalangan terdidik yang seharusnya memberi contoh kepada masyarakat.
Padahal, menurut Sukamto, OJK terus mengedukasi masyarakat agar lebih peka terhadap berbagai bisnis yang mengiming-imingi untung besar. Sebab, dalam rumus bisnis keuangan, tak masuk akal ada bunga sampai 30 persen dalam sebulan. “Ada bunga 30 persen itu dari mana? Jatuh dari langit,” selorohnya.
Sampai pada awal 2013, Chairul bertemu dengan perusahaan MLM Moment di Surabaya. Perusahaan itu kemudian berkembang pesat dan sekarang disebutkannya memiliki sejuta nasabah di seluruh Indonesia. “Dua bulan pertama aset saya sudah mencapai Rp 100 juta,” ujar Chairul.
Belakangan, Chairul kemudian terpikir agar bisa mengajak banyak orang ikut bergabung dengan MLM Moment. Akhirnya bersama dengan istrinya, Chairul mendirikan Infinity Moment dan menyatakan bisa merekrut ribuan nasabah. “Kami berhasil mencetak 500 orang dengan penghasilan Rp 100 juta, 25 orang dengan penghasilan Rp 1 miliar,” kata Chairul.
Chairul mengungkap strategi pemasarannya yang merangkul kalangan sosialita kelas atas, anak muda, dan pengguna Internet. Selain menggelar seminar untuk para nasabahnya, pasangan ini juga memiliki tim creative marketing online aktif bergerilya di media sosial.
Setiap nasabah yang ingin bergabung ke dalam bisnis MLM Moment, kata Izwan harus membeli satu produk yang dijual perusahaan distributor produk kecantikan tersebut. Masing-masing produk mereka hargai Rp 1,2 juta untuk satu join, atau kerja sama.
Produk-produk yang mereka jual terdiri atas lima jenis, yakni Propolis, obat kekebalan tubuh yang mereka impor dari Malaysia; Slimmer, obat pelangsing yang diproduksi di Sidoarjo; Glucogen dan Teragen, obat pencegah berbagai macam penyakit yang diproduksi di Sidoarjo; dan kopi yang diproduksi oleh produsen di Sidoarjo.
AVIT HIDAYAT