TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah menaikkan dana revitalisasi penggilingan padi berskala kecil dalam APBNP 2015 dari Rp 559 miliar menjadi Rp 600 miliar atau naik 10 kali lipat dari APBN tahun sebelumnya sebesar Rp 41 miliar.
"Sesuai arahan Bapak Presiden agar membantu revitalisasi penggilingan padi skala kecil. Tahun ini, anggarannya Rp 600 miliar. Tahun lalu, anggarannya hanya Rp 41 miliar," ujar Andi, seperti dalam rilis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa lalu.
Dia menuturkan dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan 1.380 buah mesin penggiling padi (rice milling unit/RMU) yang dibagikan ke penggilingan-penggilingan padi berskala kecil ke seluruh Indonesia.
Peremajaan penggilingan padi ini, ucap dia, sangat penting untuk menekan angka susut dalam proses produksi beras.
Dia menuturkan saat ini angka susut di Indonesia masih tinggi, yakni di atas 10 persen, karena mesin-mesin penggilingan padi sudah tua, sehingga tingkat rendemennya rendah.
"Sekarang angka susut 3,3 juta ton. Kalau ini bisa kita kurangi separuh saja, kita tidak perlu impor," katanya.
Menurut dia, penggiling padi yang baru dapat meningkatkan rendemen beras yang rata-rata saat ini baru sekitar 57 persen menjadi lebih dari 60 persen, sehingga angka susut dapat menurun dan produksi beras bertambah sampai 2 juta ton.
"Targetnya, menaikkan rendemen sampai 5 persen. Kalau ini dipenuhi, bisa dapat 2 juta ton beras," ucap Andi.
Untuk menjalankan program ini, Kementerian akan bekerja sama dengan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi).
"Kami tantang Perpadi untuk mengurangi angka susut sampai 2 juta ton. Kalau tercapai, anggarannya tahun depan akan ditambah," ujarnya.
ANTARA