TEMPO.CO, Jakarta - Penyelengaraan Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) memberikan keuntungan kepada Indonesia dari segi geopolitik dan ekonomi.
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah mengatakan secara politik Indonesia telah membuktikan diri sebagai salah satu dari sedikit negara yang konsisten menerapkan piagam PBB.
"Indonesia bisa menyebutkan dirinya sebagai satu dari sedikit negara yang konsisten menerapkan Dasasila Bandung," katanya kepada Tempo di Bandung, Jumat, 24 April 2015.
Menurut Teuku, Dasasila Bandung merupakan kerja sama dunia yang sangat ideal diukur dari segi implementasi piagam PBB. Melalui KAA dan tiga outcome yang dihasilkan, Indonesia secara konsisten memperjuangkan prinsip anti penjajahan.
"Indonesia konsisten memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Indonesia dengan tegas menyebut kemerdekaan Palestina adalah satu-satunya utang dari KAA. Tidak banyak negara yang menyatakan diri konsisten dan menyebut sikap tegas seperti ini," katanya.
Selain itu, posisi Indonesia di percaturan politik internasional juga diperkuat dengan pernyataan keras dari Indonesia mengenai reformasi PBB. Momentum ini harus dijaga.
"Kemarin pernyataan mengenai reformasi PBB baru sebatas menggalang solidaritas. Semoga dalam dua tahun ini ada time frame untuk reformasi PBB," katanya.
Secara ekonomi, kata Teuku, KAA telah membuktikan bahwa konsep Selatan-Selatan yang telah dirampungkan dapat langsung terealisasi. Ia memantau bahwa setelah konsep Selatan-Selatan disepakati, kedutaan besar negara-negara Asia dan Afrika langsung menghubungi pemerintahan daerah dan industri-industri Tanah Air untuk melakukan kerja sama nyata.
"Sierra Leone, menterinya langsung datang ke Jababeka untuk meninjau pembangunan dan kerja sama. Delegasi dari beberapa negara Afrika lain juga sudah datang dan langsung bicara serius, tidak hanya ngobrol-ngobrol saja," katanya.
ANANDA TERESIA