TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir mengatakan ground breaking Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang akan dimulai pada Juni 2015. Dia akan meminta Presiden Joko Widodo untuk meresmikan PLTU Batang di Jawa Tengah itu.
Menurut Sofyan, saat ini masih ada sejumlah lahan yang belum dibebaskan. Dari kebutuhan 200 hektare, lahan yang belum bebas sekitar 96 hektare. "Tetapi 96 hektare itu tidak semua dibebaskan mungkin hanya sedikit saja. Karena hanya yang berkaitan langsung dengan pabrik," katanya di kantornya, Selasa, 7 April 2015.
Sofyan memperkirakan lahan yang akan dibebaskan nanti tidak sampai 5 hektare. Lahan yang dibutuhkan untuk lokasi mesin PLTU nanti. "Yang deket mesin saja yang pinggir tidak usah dibebaskan," katanya.
PLN menggunakan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang pengadaan lahan bagi pembangunan untuk membebaskan tanah PLTU Batang. PLN menitipkan uang ganti rugi kepada pengadilan bagi pemilik lahan yang menolak pembebasan tanah. Dengan sistem konsinyasi ini diharapkan pembebasan lahan bisa cepat selesai.
"Kami sudah punya surat dari gubernur. Kami tinggal menaruh dana di pengadilan," katanya. Sebelumnya pembangunan PLTU itu sempat terkatung-katung karena warga menolak pembebasan lahan.
ALI HIDAYAT