TEMPO.CO, Tuban - Sekitar 738,5 hektare tanaman padi di sepuluh kecamatan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, puso. Penyebabnya, adanya banjir bandang sebanyak empat kali selama Januari-Februari 2015. “Tanaman rusak, seperti jagung, masih didata,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Pemerintah Tuban Suparno kepada Tempo, Jumat, 6 Maret 2015.
Area persawahan yang puso berada di Kecamatan Montong, Kerek, Merakurak, Soko, Rengel, Jenu, Singgahan, Tuban Kota, Plumpang, dan Widang. Tanaman padi yang rusak itu berumur 30-75 hari. Rata-rata produksi padi di Tuban sebanyak 6,2 ton per hektare.
Yang bisa diselamatkan adalah sebagian tanaman padi yang mendekati panen. Di antaranya berada di beberapa desa di Kecamatan Merakurak dan Jenu. “Terpaksa panen dini,” ujar Kasmuri, 43 tahun, petani di Kecamatan Merakurak, Tuban, kepada Tempo, Kamis sore, 6 Maret 2015. Seperempat dari tanaman padi seluas 1 hektare miliknya bisa diselamatkan.
Kasmuri menuturkan banjir bandang kiriman dari bukit kapur di Kecamatan Montong meluber hingga ke bawah. Air dan lumpur menyasar hingga ke sejumlah desa di Merakurak dan Jenu.
Kondisi yang sama juga terjadi di sejumlah sawah di Kecamatan Rengel dan Soko, Tuban. Banjir bandang berasal dari perbukitan kapur di Kecamatan Singgahan. Air deras menyasar ke beberapa perkampungan penduduk dan area persawahan di Rengel. Air merendam sawah sekitar dua hari.
Dinas Pertanian Tuban berjanji akan memberikan ganti rugi benih padi untuk para petani yang tanamannya puso. Bantuan benih diberikan sebanyak 20-25 kilogram per hektare. Bantuan benih nasional dari APBN serta benih daerah dari APBD Provinsi Jawa Timur itu akan diberikan melalui kelompok tani. “Gratis semuanya,” ucapnya.
Dinas Pertanian Kabupaten Tuban mencatat produksi padi sebanyak 537.666 ton. Sedangkan luas tanaman padi pada 2014 adalah 88.717 hektare. Yang dipanen seluas 85.549 hektare, sementara yang gagal panen seluas 3.168 hektare. Bencana banjir dan serangan hama menyebabkan petani gagal panen.
SUJATMIKO