TEMPO.CO , Jakarta: Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Dody Agoeng, menilai rencana pemerintah mengenai merger anjungan tunai mandiri (ATM) antar-bank milik pemerintah sebenarnya bagus bila dilihat dari sisi efisiensi.
"Tapi harus diingat kalau masing-masing bank punya visi sendiri untuk memberikan service terbaik kepada nasabahnya," ujar Dody kepada Tempo saat dihubungi, Kamis, 26 Februari 2015.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno sebelumnya mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo telah meminta bank-bank untuk menekan cost. Jokowi mempertanyakan kenapa bank BUMN harus berinvestasi untuk membangun ATM sendiri-sendiri, kenapa tidak dijadikan satu saja misalnya. Namun, menurut Rini, Presiden Jokowi belum memberikan arahan tentang merger ATM bank BUMN tersebut.
Menurut Dody, ATM adalah salah satu layanan yang dapat dilakukan oleh bank kepada nasabahnya sekaligus sebagai gengsi bank. Sampai saat ini, BTN telah memiliki 1.830 ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. "Kalau ATM banyak, berarti service kepada nasabah baik," ujar dia. “Sehingga nasabah dan pasar akan melihat bahwa bank tersebut telah memberikan pelayanan terbaik.”
Dody mempertanyakan wacana untuk menyatukan ATM bank-bank BUMN ini mengapa tidak dilakukan dari dulu. Mengapa dilakukan di saat bank-bank sudah pada investasi dan punya kebijakan masing-masing. Merger ATM ini memang baik tapi tetap akan berdampak. Salah satunya harus dicari dulu siapa yang mau menjadi anchor banknya.
Bank mana yang akan menjadi anchor, menurut Dody, akan menimbulkan gengsi corporate bank yang tinggi. "Karena potensi fee based-nya besar sekali," kata Dody. Selain itu, dampak lainnya bisa saja nasabah dari bank lain malah berpindah ke bank anchor tersebut.
Namun, menurut Dody, bisa saja wacana ini positif jika menggunakan label Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara). Melalui Himbara, semua layanan sama dan bank anggota tinggal iuran setiap tahun. "Tapi itu perlu dibicarakan juga. Nggak mudah karena setiap bank sudah punya visi masing-masing," kata dia.
ODELIA SINAGA