TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun baru dibeli dari seorang notaris pada 2013 dan sedang menyiapkan kantor, PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaan yang bekerja sama dengan produsen mobil Proton, sudah pasang target selangit: mobil yang mereka bikin mengandung 100 persen komponen lokal.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Adiperkasa Citra Lestari dan Proton untuk mengembangkan mobil di Indonesia disaksikan oleh Presiden Joko Widodo di Malaysia, 6 Februari 2015.
Komisaris Utama PT Adiperkasa Citra Lestari Edi Yosfi menjelaskan rencana perusahaannya kepada Akbar Tri Kurniawan dan Ayu Primasandi dari Tempo, Kamis, 12 Februari 2015, pekan lalu. Edi Yosfi dikenal sebagai pengusaha minyak, gas bumi, dan pertambangan.
Berapa biaya untuk memulai bisnis mobil ini?
Pertama kami bikin survei dulu tentang pangsa pasar, termasuk pesaing-pesaing seperti Honda dan Toyota. Kami tidak bisa rebut pasar mereka. Maka kami mencari pasar yang masih terbuka. Kami mau lihat harga yang terjangkau, termasuk komponen dalam negeri, tenaga kerja lebih murah dari Malaysia.
Komponen lokal Avanza dan Xenia sudah 85 persen. Target Adiperkasa?
Kami mau bikin seratus persen kandungan lokal.
Pabrik di sini?
Semua di sini. Lokasinya di daerah Cikarang, Bekasi. Komponen-komponen penting kami cari di sini. Sedang kami survei. Misalnya, di Surabaya komponen apa yang ada. Di Solo, Esemka punya apa saja. Soal bikin bodi mobil, industri karoseri banyak di Indonesia, jadi bukan masalah. Skill engine yang jadi persoalan. Di sini lah Proton akan berbagi dengan kami.
Akan ada embel-embel nama Proton di mobilnya kelak?
Sama sekali tidak. Seratus persen nama Indonesia dan produksi Indonesia. Itu komitmen awalnya. Cuma pemegang sahamnya ada Proton. Karena nanti mereknya tidak ada Proton sama sekali. Ini mobil benar-benar Indonesia. Dia tidak mensyaratkan nanti harus pakai Proton.
Kalau dinyatakan layak, apa rencana selanjutnya?
Kalau oke, berarti urus pendanaan. Kami sudah dapat komitmen dari lembaga keuangan luar negeri untuk yang 70 persen. Tinggal cari yang 30 persen modal. Itu yang kami bagi dengan Proton. Lembaga keuangan semua nawarin. Malah kami yang pilih mau yang mana.
Berapa porsi masing-masing?
Itu negosiasi kami setelah studi kelayakan selesai. Tapi kami mau mayoritas.
Target pembangunan pabrik?
Akhir 2016 sudah groundbreaking.
AKBAR TRI KURNIAWAN l AYU PRIMASANDI