TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501 dari Surabaya ke Singapura menyedot perhatian dunia. Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengaku sempat kaget mengetahui perhatian dunia yang amat besar terhadap kecelakaan Air Asia. "Saya sempat terhenyak karena kecelakaan Air Asia. Perhatian dunia besar," ujarnya.
Tatang juga tak menyangka sering diwawancara wartawan asing. "Bahkan wartawan asing terus memberitakan," tuturnya di kantornya, Jakarta, Kamis, 29 Januari 2015.
Tim SAR di bawah kordinasi Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil menemukan black box atau kotak hitam pesawat Air Asia QZ8501 yang mengalami kecelakaan pada 28 Desember 2014. Pertama, 12 Januari 2015, tim SAR menemukan flight data recorder (FDR). Kedua, 13 Januari 2015, tim menemukan cockpit voice recorder (CVR).
"Data dari dua komponen itu bisa kami download dalam waktu kurang dari 24 jam," kata Tatang. (Baca: KNKT Rilis Penyelidikan Air Asia, Ada 18 Poin)
Semula, kemampuan KNKT ini sempat diragukan oleh negara asing. Mereka semula tidak percaya KNKT mampu membaca kotak hitam. "Sampai-sampai ruangan laboratorium yang sederhana ini diintip," ujar Tatang dalam keterangannya kepada wartawan. (Baca: Kenapa Korban Air Asia Terbawa ke Sulawesi?)
Tatang menuturkan keraguan negara asing itu kemungkinan karena kantor KNKT relatif kecil dan masih baru. Fasilitas laboratorium flight recorders di bagian depan kantor KNKT baru diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada 17 Agustus 2009.
Bagaimana pun, Tatang menyatakan kemampuan KNKT melakukan investigasi kecelakaan tak perlu diragukan. Sejak diresmikan, laboratorium KNKT telah berhasil membaca puluhan kotak hitam berbagai jenis pesawat. "Total ada 157, terdiri atas 84 cockpit voice recorder dan 73 flight data recorder," ujarnya.
KNKT merilis hasil sementara penyelidikan terhadap kotak hitam pesawat Air Asia yang jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Tatang memastikan para investigator di instansi yang dipimpinnya itu telah membuka kotak hitam dan mulai mengambil datanya. Untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan QZ8501, KNKT memperkirakan, dibutuhkan waktu 12 bulan.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler
Budi Gunawan Didukung Mega? Ini Kata Wakapolri
Diminta Mundur Tim Jokowi, Budi Gunawan Bereaksi
Ketua Tim 9: Sttt, Jokowi Tak Pilih Budi Gunawan