TEMPO.CO, Banyuwangi - Pemilik kendaraan bermotor di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, masih kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak pada Selasa, 20 Januari 2015. Sebagian besar stasiun pengisian bahan bakar umum tutup karena kehabisan BBM lebih awal.
Joko Purnomo, warga Kecamatan Muncar, mengeluhkan hal ini. Dia berangkat kerja sekitar pukul 08.00 WIB. Namun, karena bensin Premium-nya mulai sedikit, dia akhirnya berkeliling ke sejumlah SPBU. Ternyata, empat SPBU yang dia datangi, dari SPBU Desa Kebaman, SPBU Desa Wonosobo, SPBU Mangir, dan SPBU Labanasem, tutup. (Baca: Harga BBM Turun Lagi, Soekarwo: Bikin Bingung.)
Joko pun meneruskan perjalanannya menuju tempat kerja dengan bensin yang mepet. Beberapa menit kemudian, ternyata sepeda motornya mogok di Jalan Raya Rogojampi. Joko akhirnya terpaksa mendorong sepeda motornya. Rupanya, dia tak sendirian karena ada empat pengguna sepeda motor lainnya yang mengalami nasib serupa.
Mereka baru menemukan kios bensin setelah mendorong sepeda motor sepanjang 2 kilometer. "Terpaksa beli meski harganya Rp 10 ribu per botol," kata pegawai swasta ini.
Keluhan yang sama diceritakan Trias Anas Syukron. Menurut Trias, sekitar pukul 10.00 dia hendak pulang ke rumah. Karena bensinnya akan habis, Trias mendatangi SPBU dalam perjalanan pulang. Ternyata lima SPBU memasang plang "Tutup". Kelima SPBU itu adalah SPBU Kabat, SPBU Rogojampi, SPBU Mangir, SPBU Sukonatar, dan SPBU Srono. (Baca: Harga BBM Turun, Sopir Angkot Bingung Soal Tarif.)
Trias baru menemukan SPBU yang buka di Desa Kebaman. "Itu pun harus antre selama 30 menit," katanya. Menurut Trias, sudah dua hari ini SPBU banyak yang tutup sehingga pengguna kendaraan bingung mencari bensin.
Pengawas SPBU di Jalan Gajah Mada, Lugika Lubis, mengatakan dirinya terpaksa menutup SPBU lebih awal. Menurut dia, 24 ton Premium yang Senin kemarin dikirim Pertamina pada pukul 11.00 itu habis pada Selasa pukul 08.00 WIB. Saat normal, kata Lugika, selalu ada sisa stok 10 ton Premium setiap hari. "Kalau solar masih ada sisa stok 4 ton dari order 8 ton," katanya.
IKA NINGTYAS