TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan menetapkan bea keluar minyak sawit mentah (CPO) pada Januari 2015 sebesar nol persen, sama dengan bulan Desember 2014. Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Partogi Pangaribuan, penurunan harga referensi dan harga patokan ekspor (HPE) untuk produk CPO dan biji kakao disebabkan melemahnya harga di pasar internasional. (Baca: Ekspor CPO Tahun Ini Melempem)
Ia menjelaskan harga CPO saat ini masih di bawah ambang batas pengenaan bea keluar, yakni di level US$ 750, sehingga bea masuk CPO dan produk turunannya ditetapkan nol persen untuk periode Januari 2015.
"Karena harga CPO internasional masih lemah," kata Partogi, Jumat, 2 Januari 2015. Pelemahan harga itu, ia menambahkan, disebabkan pasar dibanjiri minyak nabati dunia, terutama oleh minyak nabati dari sumber lain sebagai kompetitor CPO.
Kebijakan bea keluar periode Januari itu didasarkan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 93/M-DAG/PER/12/2014 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar pada Rabu, 24 Desember 2014. Dalam membuat kebijakan ini, Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan instansi terkait.
Produk pertanian dan kehutanan yang dikenakan bea keluar adalah produk CPO, biji kakao, kayu, dan kulit. Penetapan HPE CPO didasarkan pada harga referensi CPO USD 696,60 per metrik ton, turun dari bulan sebelumnya US$ 733,16 per metrik ton. Sehingga didapat HPE CPO sebesar US$ 625 per metrik ton, turun dibandingkan bulan sebelumnya USD 662 per metrik ton.
Sedangkan harga referensi biji kakao turun dari US$ 2.929,75 menjadi US$ 2.885,57 per metrik ton. Akibatnya, HPE juga turun dari U$ 2.631 menjadi US$ 2.589 per metrik ton.
Sementara itu, HPE dan bea keluar produk kayu dan produk kulit sama dengan bulan sebelumnya.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler:
Jokowi: Copot Pejabat Penghambat Investasi!
BBM Turun, Tarif Angkot di Medan Diusulkan Turun
Bakal Banjir Besar, Petani Percepat Panen Padi
Pelancong Diimbau Pilih Paket Travel Berasuransi
IHSG Melesat pada Awal Tahun, Rupiah Keok
Jokowi Yakin Pengalihan Subsidi BBM Genjot Pertumbuhan