TEMPO.CO, Jakarta - Analis saham dari PT MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan harga saham Garuda Indonesia berpeluang untuk terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu ke depan. Sebab, ujar dia, turunnya harga minyak membawa angin segar bagi kinerja Garuda. "Harga minyak mempengaruhi 30 persen beban operasi Garuda," tuturnya, Kamis, 11 Desember 2014.
Di tengah ramainya pemberitaan pengunduran diri Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar, saham GIAA menunjukkan peningkatan. Saham perusahaan dengan kode GIAA tersebut mengalami kenaikan dari 610 menjadi 620 (level tertinggi) sepanjang Kamis. (Baca: Emirsyah Satar Lengser, Saham Garuda Moncer)
Reza mengatakan penurunan harga minyak menguntungkan Garuda menjelang akhir 2014. Bahkan ada harapan, jika harga minyak turun ke level US$ 60 per barel, bisa terjadi kenaikan margin yang signifikan. "Ini bisa terjadi di tengah peningkatan jumlah penumpang menjelang akhir tahun," ujarnya.
Namun kenaikan saham GIAA ini dipastikan tak akan berlangsung permanen. "Hanya momen, sementara waktu," tutur Reza. Sebab, investor cenderung menunggu laporan kondisi keuangan perusahaan pada triwulan keempat 2014.
Seperti diketahui, Emirsyah Satar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama Garuda Indonsia. Surat permohonan pengunduran diri sudah dikirimkan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno pada Senin lalu. Pengunduran diri Emirsyah terungkap melalui surat yang dilayangkan Garuda untuk Direktur Pencatatan Bursa Efek Indonesia. (Baca: Emirsyah Satar Mundur sebagai Dirut Garuda)
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21
Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang
Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi