TEMPO.CO, Sragen - PT Perkebunan Nusantara IX gagal memenuhi target produksi gula pada 2014. Direktur Utama PTPN IX Adi Prasongko mengatakan, dari target produksi 164 ribu ton, hanya tercapai 156 ribu ton.
Dia berdalih target produksi tidak tercapai karena rendemen tebu rendah. "Rata-rata hanya 6,4 persen dari delapan pabrik gula yang kami kelola," katanya di Pabrik Gula Mojo Sragen, Jumat, 5 Desember 2014.
Ia mengatakan rendahnya rendemen karena kondisi pabrik yang sudah uzur. Seperti di PG Mojo yang rendemennya hanya 6,14 persen. PG Mojo didirikan pada 1883. (Baca: Ke Sragen, Jusuf Kalla Naik Heli Cek Pabrik Gula)
Menurut dia, agar mendapat hasil maksimal, rendemen tebu minimal 10 persen. Yaitu dari 100 kilogram tanaman tebu dihasilkan 10 kilogram gula.
"Solusinya dengan membangun pabrik gula baru," katanya. Dia berencana mendirikan tiga pabrik gula baru, masing-masing di Sragen, Pantai Utara Jawa, dan Kudus. Jika ada pabrik baru, dia optimistis target rendemen 10 persen bisa tercapai.
Penyebab lain produksi gula tidak memenuhi target adalah produktivitas tanaman tebu belum sesuai harapan, yaitu 100 ton per hektare. "Padahal dari segi luasan lahan sudah mencukupi," ucapnya.
Dia akan mendorong petani agar meningkatkan kualitas tanamannya. Tentunya dengan insentif harga tebu yang dijual petani akan lebih menguntungkan.
"Jika pabrik baru sudah dibangun, kami akan sosialisasi ke petani untuk segera menanam tebu. Dengan kualitas yang baik, rendemen juga tinggi dan akhirnya menguntungkan petani," katanya.
Untuk stok gula, dia mengatakan, saat ini tersedia 76 ribu ton. Semuanya milik petani yang dijual melalui PTPN IX. "Empat puluh tiga ribu ton gula milik kami sudah dijual semua. Sekarang sisanya punya petani," ucapnya.
UKKY PRIMARTANTYO