TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengutarakan kebahagiaannya selama lima pekan menjabat sebagai menteri. Kebahagiaan ini dianggap sebagai bagian dari prestasi wanita yang menjadi menteri sejak 27 Oktober 2014 tersebut.
"Tidak ada hal yang lebih menggembirakan selain kedaulatan maritim Indonesia diakui oleh dunia," ujar Susi di kantornya, Kamis, 4 Desember 2014. "Paling tidak, negara tetangga telah mengakuinya." (Baca: Moratorium Menteri Susi Diprotes, Tanda Ada Mafia)
Kedaulatan maritim, tutur Susi, merupakan hal yang seharusnya dimiliki Indonesia. Selain itu, Susi mengungkapkan kebahagiaannya karena Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil menyumbang deflasi untuk negara. "Sektor perikanan menyumbang deflasi saat semua inflasi. Ini merupakan prestasi," katanya. (Baca: Pascamoratorium Kapal, Ini Rekomendasi untuk Susi)
Hal tersebut, ujar Susi, dapat tercapai atas bantuan semua pihak terkait dalam membenahi sistem serta pengawasan. Dia menilai masih banyak kebijakan yang mesti dibuat untuk terus memajukan sektor kelautan. "Saya tahu, keputusan yang saya buat mengganggu pelaku bisnis, tapi saya harus mementingkan mayoritas dibanding minoritas," tutur Susi. (Baca juga: Menteri Susi: ABK Indonesia Banyak Dijadikan Budak)
Kebijakan Susi yang terbilang mengganggu pelaku usaha adalah rencana menenggelamkan kapal penangkap ikan ilegal yang memasuki perairan Indonesia. Selain itu, Susi juga melarang nelayan menggunakan jaring dengan ukuran lubang kurang dari 2 inci untuk menyelamatkan bibit lobster.
DEVY ERNIS
Topik Terhangat:
Golkar Pecah | Wakil Ahok | Interpelasi Jokowi | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Pemilik Blue Bird, Orang Kaya Baru Versi Forbes
Dirut PLN: Siap! 2015, Indonesia Terang-Benderang
80 Persen Perusahaan Tambang Terancam Sanksi