TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan inflasi November 2014 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya tapi lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia. "Inflasi IHK mencapai 1,50 persen. Meningkat dari 0,47 persen pada Oktober lalu," kata Agus di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 2 Desember 2014. (Baca: Terimbas BBM, Inflasi Januari Masih Akan Tinggi)
Agus mengatakan peningkatan inflasi terutama berasal dari naiknya harga kelompok barang yang terpengaruh kebijakan pemerintah (administered price) dan bahan makanan. Inflasi administered prices meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan darat, dan tarif tenaga listrik. November ini, inflasi administered price tercatat sebesar 4,20 persen (month to month) atau 11,39 persen (year on year). (Baca: BBM dan Cabai Kerek Inflasi November 2014)
Bank Indonesia memperkirakan dampak kenaikan harga BBM akan berlangsung secara terkendali. "Mungkin puncaknya pada Desember 2014," ujar dia. Menurut Agus, Bank Indonesia akan memperkuat kebijakan dan meningkatkan koordinasi pengendalian inflasi dengan pemerintah. "Baik tingkat pusat maupun daerah," ujar dia. (Baca: Kenaikan Biaya Transaksi ATM Ikut Dorong Inflasi)
Dengan kebijakan tersebut, Bank Indonesia yakin bahwa inflasi setelah kenaikan harga BBM bersubsidi tetap akan terkendali dan dapat segera kembali pada sasarannya, yaitu 4 plus-minus 1 persen pada 2015. (Baca: Inflasi November 2014 Sebesar 1,5 Persen)
ODELIA SINAGA
Terpopuler:
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
Kubu Agung 'Main Mata' dengan Peserta Munas Bali
Tiga Janji Palsu Ical Selama Jadi Ketum Golkar
JK: Golkar Bisa Pecah Lagi
Risiko jika Jokowi Tenggelamkan Kapal Ilegal