TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan dua negara mitra bisnis Indonesia, Jepang dan Korea Selatan, kembali menawarkan ragam investasi dan pendanaan proyek infrastruktur Tanah Air. Proyek jumbo seperti pembangkit listrik, jalur ganda kereta, hingga pengembangan Mass Rapid Transit (MRT) menjadi incaran kedua negara itu. (Baca: Indonesia Ikuti Skema Bank Infrastruktur Asia)
"Seperti itu contoh yang mereka bisa biayai. Tapi apakah kami mau gunakan mereka atau tidak, kan, itu urusan lain nanti. Kami mencari sumber paling baik, paling murah," katanya tadi malam di gedung Kementerian Keuangan, Senin, 1 Desember 2014.
Sebagai pemerintahan baru, kedua negara Asia Timur itu menawarkan kerja sama investasi. Jepang lebih banyak membicarakan penawaran pinjaman utang atau ODA (open development assistance/pinjaman pemerintah) dengan bunga yang sangat rendah. "Kami bisa pinjam dalam yen dan bunganya jauh di bawah harga pasar," ujar Sofyan. (Baca: Temui Ahok, Wali Kota London Bahas Asian Games)
Berbeda dengan Jepang, Korea Selatan lebih banyak membicarakan rencana penambahan investasinya. "Bagaimana meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan Korea (Selatan)," Sofyan menambahkan.
Khusus Jepang, mantan Menteri BUMN era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I ini mengatakan hubungan bilateral tersebut membicarakan tawaran pinjaman proyek infrastruktur yang akan dijalankan pemerintah dengan bunga cukup murah. "Kami perlu memikirkan lebih memanfaatkan ODA ini, terutama yang kami inginkan adalah pinjaman yang tidak mengikat, sehingga kami bisa membeli teknologi terbaik dengan harga yang termurah," ujar Sofyan. (Baca: Jokowi Diminta Bangun Pelabuhan Ekspor Sagu)
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler:
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
Jokowi Larang PNS Priyayi, Meme Lucu Bertebaran
Kubu Agung 'Main Mata' dengan Peserta Munas Bali
FPI: Kami Punya Gubernur Baru