TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan industri konstruksi Indonesia akan mampu bersaing dalam Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA) satu hingga dua tahun lagi. Sebab, industri konstruksi merupakan salah satu unggulan Indonesia dalam MEA. “Kami harus lebih berkonsentrasi agar setahun lagi jauh lebih siap dari sekarang," ujarnya di Hotel Century Park, Jakarta, kemarin.
Menurut Suryo, performa industri konstruksi nasional saat ini sudah cukup membanggakan dan banyak menyerap tenaga kerja. Tahun 2012, pasar konstruksi nasional mencapai Rp 284 triliun dan meningkat menjadi Rp 369 triliun pada tahun 2013. “Tahun ini diperkirakan mencapai Rp 407 triliun,” ujarnya. (Baca: Jokowi: Indonesia Ingin Jadi Kunci di Pasar ASEAN )
Karena itu, Suryo menilai pengusaha jasa konstruksi tak perlu cemas dengan berlakunya MEA. "Jangan berpikir defensif. Justru kita harus bisa memanfaatkan peluang di negara ASEAN lain," katanya.
Suryo mengatakan kekuatan industri konstruksi sebenarnya terletak pada keunggulan sumber daya manusia. Dari sisi tenaga kerja konstruksi, Indonesia diyakini memiliki daya saing yang relatif tinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya. "Indonesia memiliki 600 ribu insinyur dengan kompetensi sejajar dengan negara lain," kata Suryo. (Baca:Hadapi Pasar Bebas, Pengusaha Wanita Perkokoh UKM)
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Ansari Bukhari, sebelumnya mengatakan bahwa industri itu harus membuat perencanaan matang untuk meningkatkan daya saing. Program itu bisa dalam bentuk desain atau kemasan yang menjual. "Peran desain sangat penting," katanya kepada Tempo. (baca:Kunjungi Lampung, Jokowi Bangun Kawasan Industri)
TRI SUSANTO
Terpopuler
Adnan Buyung Minta KPK Dibubarkan Saja
Boy Sadikin Diusulkan Jadi Pendamping Ahok
Jokowi ke Meranti, Warga Setempat Terharu
KPK: Kalau Saham BCA Anjlok, Itu Risiko
Yoris Raweyai: AMPG Ical Orang Bayaran
Elite Golkar: Ical Pengecut