TEMPO.CO, Bandung - Komisaris Trans TV Ishadi S.K. menyatakan Trans Corp akan meluncurkan CNN Indonesia tahun depan. Dengan peluncuran tersebut Detik TV milik pengusaha Chairul Tanjung akan dileburkan ke dalam CNN Indonesia, saluran TV berita 24 jam.
“Detik TV digabung dengan CNN TV, sehingga tidak ada lagi Detik TV karena Detik TV itu kan TV berita, sama dengan CNN,” kata dia dalam acara Leaders Talk di Telkom University, Bandung, Rabu, 26 November 2014.
Menurut dia, saat ini baru empat negara di dunia yang dipilih oleh CNN untuk bekerja sama. Yakni Cile, Turki, India, dan Indonesia. “Di Indonesia, kebetulan kita yang dipilih. Bentuk kerja samanya, kita membayar brand yang kita gunakan dan membayar progam yang mereka buat untuk kita pakai,” kata penulis buku Media & Kekuasaan itu. (Baca juga: CNN Angkat Kaki dari Rusia)
Ditanya berapa investasi yang ditanamkan untuk membayar brand dan program tersebut, Ishadi enggan menjawabnya. “Pembayaran kita ke CNN mulai dari 3, 4, hingga 5 tahun ke depan dan itu akan terus diperbaharui,” ujar mantan Direktur Operasional TPI ini tanpa menyebut nilai investasinya.
Ishadi mengatakan, dari seluruh program TV CNN Indonesia, isinya 80 persen konten lokal dan 20 persen dari program yang sudah ada di CNN. “Kita bisa memilih berita-berita luar negeri yang dibuat oleh CNN, tanpa ada campur tangan dari pemilik modal,” ujar Ishadi.
Mantan Direktorat Jenderal Radio, Televisi, dan Film ini menambahkan, Trans bersedia bekerja sama dengan CNN, karena ingin meningkatkan kualitas siaran TV yang sudah dimiliki Trans Corp, seperti Detik TV. Sekaligus ingin belajar banyak dari CNN. Trans mendapatkan hak menggunakan brand besar CNN, tapi mereka menuntut kualitas. Karena itu, saat ini Trans tengah mempersiapkan, mulai dari pengadaan peralatan perangkat televisi hingga sumber daya manusia.
“Kami membutuhkan 500 kru baik dari dalam maupun dari luar. Saya rasa di Indonesia, banyak jurnalis kita yang bagus-bagus, hanya perlu ditingkatkan kualitasnya saja,“ katanya.
ENI SAENI
Berita lain:
Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham
3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical
Usai Dikudeta, Ical Bertemu Prabowo