TEMPO.CO, Surakarta - Seminggu setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, konsumsi Premium maupun solar di Solo, Jawa Tengah, menurun. Di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Sekarpace, Surakarta, konsumsi Premium turun dari 20 ton menjadi 16 ton sehari.
"Sedangkan konsumsi solar turun dari 6 ton menjadi 5 ton sehari," kata pengelola SPBU Sekarpace, Joko Supeno, Senin, 24 November 2014. (Baca: Solar Rp 11 Ribu, Nelayan Pulau Raas Ogah Melaut)
Joko menduga konsumsi BBM bersubsidi turun karena proses penyesuaian masyarakat. Masyarakat cenderung lebih berhemat jika akan berkendara. "Mungkin konsumsi Premium dan solar turun selama sebulan. Setelah itu normal lagi," ujarnya. (Baca: Harga Pertamax Turun, SPBU Asing Raup Berkah)
Sebaliknya, kata Joko, konsumsi BBM nonsubsidi seperti Pertamax malah naik. Penjualan Pertamax naik dari rata-rata terjual 800 liter menjadi 1.100-1.200 liter per hari. Saat ini harga Pertamax Rp 10.800 per liter sedangkan premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter. (Baca: Harga Pertamax Turun Jadi Rp 9.000-an)
Di SPBU Puri Gading, konsumsi Premium turun dari 20 ton menjadi 16 ton liter sehari. Pengurus SPBU Puri Gading. Wahyu Putro mengatakan penjualan solar juga turun dari 22 ton menjadi 18 ton liter sehari. Sedangkan penjualan Pertamax naik dari 600 liter menjadi 1.000 liter sehari. (Baca: Harga Pertamax Turun, Warga Masih Pilih Premium)
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler
Salip Paus, Jokowi Masuk 10 Besar Voting TIME
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Jokowi atau Prabowo Presiden, BBM Tetap Naik