TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri menceritakan kronologi seputar penunjukan dirinya kepada Tempo yang mewawancarainya pada Rabu, 19 November 2014. Ia baru mengetahui ditunjuk sebagai ketua pada Ahad pagi, 16 November 2014.
Sejak Sabtu malam, menurut Faisal, ia sudah berada di Yogyakarta dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Deputi Pengendalian Komersil SKK Migas Widhyawan Prawiraatmadja, serta Kepala Amien Sunaryadi, yang belakangan menjadi Kepala SKK Migas. Saat itu tak ada acara khusus. "Mungkin Mas Dirman (Sudirman Said) niatnya mempertemukan kami," kata Faisal. (Baca: 3 Modus Baru Mafia Migas Versi Faisal Basri)
Pada Ahad pagi, pukul 08.00 WIB, rombongan bertandang ke rumah tokoh agama, Ahmad Syafii Maarif. Ia disebut oleh Sudirman Said sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi di hadapan pria yang kerap disapa Buya Safii itu. "Di depan Buya, dia bilang sambil memegang saya, 'Ini yang diminta untuk memimpin Tim Reformasi'," ujarnya. (Baca: Bersih-bersih Sektor Migas, Faisal Ajak Teten)
Faisal mengaku tak bisa menolak. Menurut dia, apabila ada kata penolakan terlontar dari mulutnya, ia akan dimarahi oleh Buya Safii. Sebab, selama ini, Faisal dan tim kerap berteriak ihwal mafia migas. "Kalau menolak, pasti dikatain nyali segitu doang. Jadi, enggak ada pilihan," tutur Faisal. (Baca: Basmi Mafia Migas, Target Faisal Basri Enam Bulan)
Tim Reformasi bertugas menelaah proses bisnis dan birokrasi dari hulu sampai hilir. Mereka akan menelusuri jejak dan modus operandi mafia yang mengakibatkan penurunan produksi migas dari 1,6 juta barel pada 1981 menjadi 790 barel tahun 2000. Saat ini tim dan Menteri ESDM Sudirman Said sudah membidik Petral, anak perusahaan Pertamina.
BERNADETTE CM | AYU PRIMA | URSULA FLORENE SONIA
Berita Lain
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan
Harga BBM Naik, Ini Skenario Nasib Jokowi
Kronologi Baku Tembak TNI Vs Polri di Batam