TEMPO.CO, Jakarta- Treasury Manager Bank BRI Syariah Rachmat Wibisono mengatakan penguatan rupiah yang terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya sementara. Menurut dia, pasar melihat bahwa perubahan subsidi ini hanya mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga pemerintah lebih leluasa membangun infrastruktur.
"Saya pribadi melihat penguatan ini hanya dalam kisaran bulanan," kata Rachmat ketika dihubungi Tempo, Rabu, 19 November 2014. Ia mengatakan kenaikan harga BBM secara jelas berpengaruh terhadap inflasi dan penurunan daya beli masyarakat atas kenaikan harga barang. (Baca: Kurs Regional Menguat, Rupiah Tertahan Politik).
Menurut Rachmat penguatan rupiah dapat berlanjut jika pemerintah mempertahankan surplus pada neraca perdagangan. "Jika impor bisa ditahan, penguatan bisa berlanjut," katanya.
Menurut dia penguatan juga bisa berlanjut jika dalam proses kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 25 basis poin benar-benar bisa menahan penarikan investasi pada portofolio. "Tinggal dilihat, apakah kenaikan 25 bps ini cukup atau tidak untuk menahan portofolio," ujarnya.
Jika kenaikan BI rate tersebut dirasa cukup bagi investor portofolio dan tidak terjadi capital outflow, maka penguatan rupiah dapat bertahan lebih lama. Ia memperkirakan, dampaknya baru dapat dilihat setelah 2-3 pekan usai kebijakan berlaku. (Baca juga: Sasaran Kurs Rupiah 2015 Terlalu Pesimistis).
Hingga akhir November, Rachmat memprediksi, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 11.500 - Rp 12.200. Nilai tukar sebesar itu tercapai jika faktor-faktor, seperti terjaganya neraca perdagangan dan capital outflow benar-benar bisa ditahan. Pada Rabu sore, 19 November 2014 rupiah berada pada level Rp 12.140,80 dan Rabu pagi, rupiah dibuka pada level Rp 12.092.
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler
Amien, Mantan Petinggi KPK, Pimpin SKK Migas
Saat Ahok Dilantik di Istana, Ini Langkah FPI
Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Tes Keperawanan Polwan Bikin Heboh Polri