TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, mulai bulan depan, harga Pertamax di bawah Rp 10 ribu per liter.
"Itu karena Mean of Platts Singapore (MOPS) pada November 2014," kata Hanung di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa, 18 November 2014. MOPS adalah harga minyak di Singapura yang menjadi acuan transaksi jual beli produk minyak. (Baca juga: Harga BBM Naik, Jokowi Hubungi Ical dan SBY)
Menurut Hanung, harga Pertamax saat ini masih merujuk pada MOPS Oktober 2014. Karena itu, harga Pertamax masih Rp 10.200 per liter. Dengan penurunan harga Pertamax yang membuat perbedaan harga Premium-Pertamax menjadi Rp 1.500-1.700 per liter, konsumsi Pertamax diprediksi naik empat kali lipat dalam dua-tiga bulan ke depan. (Baca juga: Harga BBM Naik, Indeks Saham Masih Cerah)
"Kami juga akan menambah nozzle nonsubsidi sebanyak 40 persen," kata Hanung. Saat ini konsumsi harian Pertamax nasional tercatat 2.500 kiloliter per hari. Dalam tiga bulan, konsumsinya bisa meningkat jadi 10 ribu kiloliter. (Baca juga: Alasan Jokowi Berani Naikkan Harga BBM)
Kemarin malam, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter, dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Kenaikan ini, ujar Hanung, akan menyebabkan perpindahan sebagian pengguna Premium ke Pertamax, karena perbedaan harga keduanya semakin tipis.
KHAIRUL ANAM
Berita lainnya:
Islah DPR, Pramono Anung Sindir Fadli Zon
Jokowi Jadi Koki, Benarkah Australia Menghina?
Kenaikan Harga BBM, Begini Hitungan Faisal Basri