Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berantas Mafia Migas, Tantangan Faisal Kompleks

Editor

Budi Riza

image-gnews
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama Direktur Inter Cafe Dr. Iman Sugema (tengah) dan Direktur Eksekutif IRESS Marwan Batubara (kiri), saat mengikuti seminar Energi Migas, di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (17/7). TEMPO/Imam Sukamto
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama Direktur Inter Cafe Dr. Iman Sugema (tengah) dan Direktur Eksekutif IRESS Marwan Batubara (kiri), saat mengikuti seminar Energi Migas, di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (17/7). TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjuk Faisal Basri sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. Menurut pengamat energi Marwan Batubara Faisal harus kerja keras membenahi sektor ini.

"Tantangannya kompleks," kata pengamat energi Marwan Batubara saat dihubungi Tempo, Senin, 17 November 2014.

Marwan menilai tantangan yang dihadapi Faisal kompleks dalam memberantas mafia migas karena melibatkan aktivitas lintas kementerian.  (Baca: Basmi Mafia Migas, Ini Masukan untuk Faisal Basri)

Marwan mengatakan tim yang dipimpin Faisal dapat belajar dari kasus Panitua Khusus (Pansus) Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Periode 2004-2009. "Waktu itu mereka berkerja cukup lama, belakangan malah hasil kerjanya tidak jelas," ujar Marwan. Hal itu dianggapnya sebagai indikasi mafia migas bisa mempengaruhi sekelompok orang atau lembaga. 

Menurut Marwan, kasus Pansus BBM itu bisa menjadi referensi untuk menggambarkan tim Faisal menghadapi masalah yang tidak mudah. (Baca: Dulu Bersaing, Kini Faisal Basri Bantu Jokowi)

Menurut Marwan, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi akan menghadapi individu dan lembaga dengan kekuatan besar. Oleh karena itu, Marwan melanjutkan, negara tidak bisa bergantung kepada tim itu saja."Komitmen dari presiden lah yang kita butuhkan," kata Marwan. Bahkan, Marwan menyebut menteri pun belum mampu memberantas mafia migas.

Marwan mengungkapkan, tim reformasi tersebut akan memberikan rekomendasi, dengan kajian komprehensif. Selanjutnya, hasil kajian dijadikan dasar pemerintah untuk melakukan perbaikan. (Baca: Faisal Basri Diharap Sikat Mafia Migas)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada dua hal yang harus diperhatikan Faisal dan timnya untuk membenahi sektor migas. Pertama, kualitas dan rekomendasi bisa dipertanggungjawabkan. Kedua, komitmen pemerintah menjalankan rekomendasi tim.

"Mengatasi masalah sistem harus dengan sistem," kata Menteri Energi Sudirman Said di kantornya, Jakarta, Ahad, 16 November 2014. Menurut Sudirman, pada Jumat, 14 November 2014, Marwan sudah resmi mengeluarkan surat keputusan pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi serta penunjukan Faisal.

Ada empat ruang lingkup tim ini selama bertugas. Empat ruang lingkup itu adalah me-review seluruh proses perizinan dari hulu ke hilir, menata ulang kelembagaan yang terkait dengan pengelolaan minyak dan gas, mempercepat revisi Undang-Undang Migas, dan merevisi proses bisnis untuk mencegah adanya pemburu rente dalam setiap rantai nilai industri migas.

MARIA YUNIAR

Berita Terpopuler
Ini Profil Mahasiswi yang Nyabu Bareng Dosen Unhas

Ini Kesepakatan Kubu Jokowi-Prabowo Soal UU MD3

Jokowi Kenalkan Blusukan di Forum G-20

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

11 Oktober 2019

VP Supply Export Operation PT. Pertamina (Persero), Agus Witjaksono (kedua kiri) bersama Staf Ahli Kementerian  ESDM Sampe L. Purba (keempat kanan) Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang (kiri) dan Senior VP PGPA PT. CPI Wahyu Budiarto (ketiga kanan)  menyaksikan proses lifting perdana minyak mentah (crude oil) di Terminal Oil Wharf No.1 Pelabuhan PT. CPI di Dumai, Riau, Selasa 15 Januari 2019. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.


Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

10 Januari 2018

22_ekbis_minyakdunia
Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.


ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

9 Januari 2018

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak
ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.


Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

29 Agustus 2017

Lapangan lepas pantai Bekapai di Blok Mahakam daerah operasi Total E&P Indonesie. TEMPO/SG WIBISONO
Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.


Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

28 Agustus 2017

Stasiun produksi PT Pertamina EP Field Subang, Jawa Barat. TEMPO/Amston Probel
Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.


Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

31 Juli 2017

TEMPO/Dinul Mubarok
Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.


Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

30 Juli 2017

Blok Masela. http://maritim.go.id/
Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.


Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

30 Juli 2017

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar (ketiga kanan) didampingi didampingi Wakil Ketua KPK Laode Muhamad Syarif  menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, 8 Agustus 2016. Kedatangan Archandra Tahar menemui Pimpinan KPK dalam rangka melakukan kerja sama dengan KPK dalam hal transparansi pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.


Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

30 Juli 2017

Menteri ESDM Archandra Tahar. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.


Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

20 Juli 2017

Pengeboran minyak dan gas di lepas pantai perairan Madura. TEMPO/Fully Syafi
Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.