TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Nikkei yang menguat tajam berdampak positif bagi pergerakan bursa saham dalam negeri. Nikkei yang merespons keberhasilan indeks S&P 500 menembus rekor dan spekulasi penundaan kenaikan pajak penjualan, menguat tajam 1,61 persen ke level 17.400,39 hingga perdagangan pada siang. Pada penutupan sesi I, indeks harga saham gabungan (IHSG) pun melaju 27,22 poin (0,56 persen) ke level 5.060. (Baca juga: Aksi Jokowi di APEC Dorong Indeks Saham)
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Narandha Putri, mengatakan penguatan bursa Asia, termasuk IHSG, memang didukung oleh sentimen positif rencana penundaan kenaikan pajak penjualan Jepang. Investor yang optimistis hal itu akan berdampak positif bagi kinerja emiten di Jepang dan dalam negeri akhirnya kian bergairah mengakumulasi pembelian saham di lantai bursa.
“Sentimen positif bursa Asia dan IHSG berasal dari rencana penundaan kenaikan pajak penjualan Jepang,” tuturnya. (Baca juga: APEC, Indonesia Jadi Sasaran Investasi Para CEO)
Pertumbuhan produk domestik bruto kuartal II Jepang yang menurun setelah kenaikan pajak penjualan sebesar 8 persen pada April lalu membuat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berencana mencegah kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan berlaku pada Oktober tahun depan. Harapannya, jika pajak penjualan naik, kinerja perekonomian Jepang dapat meningkat lebih tinggi.
Saham-saham sektor infrastruktur dan perbankan, terutama yang termasuk saham lapis utama (bluechip), masih menjadi pendorong laju indeks. Saham BBRI naik 0,5 persen menjadi Rp 10.975 per saham, BMRI menguat 0,7 persen ke level Rp 10.600 per saham, dan TLKM melonjak 1,3 persen menjadi Rp 2.750 per saham. Investor asing tampak kembali membukukan aksi beli bersih sebesar Rp 560 miliar.
MEGEL JEKSON
Terpopuler
Menteri Susi Ternyata Pernah Jadi Buronan Polisi
Bubarkan FPI, Gerindra: Ahok Bodoh atau Pintar?
Ahok Bimbang Laporkan Ketua FPI ke Polisi
Tiga Tokoh Ini Disoraki Penonton
Sutiyoso: Asal Penuhi Syarat, Silakan Bubarkan FPI