TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatatkan kenaikan drastis pada konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium. (Baca: Antisipasi Kenaikan BBM, Impor Pertamax Ditambah).
Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Hanung Budya, konsumsi Premium meningkat dari 81 ribu kiloliter menjadi 92 ribu kiloliter per hari atau 13 persen. "Ini terjadi dalam sebulan terakhir," kata dia di Tempat Pelelangan Ikan Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, Selasa, 11 November 2014.
Berbeda dengan premium atau bensin, konsumsi solar masih berada di level normal. Hanung mengatakan, konsumsi solar hingga kini mencapai 46 ribu kiloliter per hari. Dengan tingkat konsumsi tersebut, Hanung mengatakan stok BBM nasional dalam posisi aman. (Baca: Antisipasi Kenaikan BBM, Impor Pertamax Ditambah).
Stok premium, kata Hanung, aman untuk 16 hari sementara pasokan solar tersedia untuk 19 hari. Jatah BBM bersubsidi jenis premium, kata Hanung, bisa bertahan sampai 7 Desember 2014, sedangkan solar tersedia hingga 24 Desember 2014. Pertamina akan menahan stok BBM di level tersebut agar pasokannya bisa mencukupi saat kenaikan harga diberlakukan.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2014, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat untuk mengurangi kuota BBM bersubsidi. Jatah BBM murah dipangkas dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter.
Jika kuota itu jebol, pemerintah tidak akan membayar kelebihan biaya BBM subsidi yang dijual oleh Pertamina. Karena itu, Presiden Joko Widodo berencana akan menaikkan harga BBM bersubsidi pada bulan ini. (Baca: Kenaikan Harga BBM Tunggu Jokowi Pulang).
KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler
Hasut Massa Tolak Ahok, Bos FPI Terancam Pidana
FPI Siapkan Pengganti Ahok, Namanya Fahrurrozi
Pidato Berbahasa Inggris, Jokowi Bisa Langgar Sumpah